KONTEKS.CO.ID - Nama Alexsandro Alvino, siswa SMK Metta Maitreya tengah menjadi buah bibir di kalangan pemerhati teknologi dunia.
Bagaimana tidak, Alexsandro Alvino berhasul menemukan kerentanan serangan siber pada sistem website National Aeronautics and Space Administration (NASA).
Ia pun meraih pengakuan internasional dengan capaian penemuan kerentanan atau vulnerability pada sistem lembaga antariksa Amerika tersebut.
Kerentanan yang cukup berbahaya itu ditemukan remaja 16 tahun itu saat mengikuti kompetisi program bug bounty NASA. Ia merupakan salah satu satu dari 8.000 peserta yang berasal dari berbagai negara.
Alexsandro pun berhak atas penghargaan berupa letter of appreciation. Prestasinya itu bukan cuma membanggakan Indonesia, tapi juga sekolah dan Provinsi Riau.
Cara Alexsandro Alvino Temukan Kelemahan NASA
Sebelumnya ia sempat tak yakin bisa lolos seleksi program yang NASA adakan mengingat pesertanya yang berjumlah hampir 10.000 orang.
Tapi berbekal tekad dan keinginantahuan yang tinggi, ia bekerja keras mencari celah keamanan pada sistem NASA.
Dari awalnya coba-coba, pemuda bertalenta digital ini akhirnya berhasil menemukan celah kelemahan keamanan NASA.
"Saya awalnya hanya mencoba-coba dan ternyata mendapat (kelemahan NASA) saya dapet P4 itu totalnya tiga. Saya dapat penghargaan dari apat-nya. Jadi ada Facebook-nya Astronot," ungkap Alexsandro.
Diakuinya tak mudah menemukan celah keamanan yang belum pernah orang lain laporkan. Dia sempat menemukan sejumlah kerentanan yang ternyata pernah dilaporkan peserta lain.
Dengan kegigihannya, ia akhirnya berhasil menemukan kerentanan baru pada website NASA. Dan ia menjadi satu-satunya pelapor pada sejumlah kerentanan baru yang berpotensi membuat NASA dibobol peretas hitam.