"Lebih dari itu, bahkan para guru dan siswa yang murah hati ikut membantu biaya keberangkatan dan settlement Saya saat kuliah di Bali," sahut Yani.
Yani mulai belajar bahasa Inggris sejak 2022.
"Saya rajin ikut seminar-seminar di Scholars sampai saya tahu pola dan strukturnya, jadi dari sana bisa mulai belajar lebih dan terarah," katanya.
Dengan bekal persiapan ikut seminar-seminar di Scholars, skill bahasa Inggris Yani semakin meningkat.
Tahun 2023 Kemendikbud Ristek membuka Bridging Course Scholarship untuk 50 pelajar di Indonesia, Yani lolos dan mendapat pelatihan TOEFL & IELTS selama 3 bulan, bahkan diberi tes gratis dua kali.
Pertama kali tes mendapatkan skor IELTS overall 6.5 dan finally di tes kedua berhasil meraih skor IELTS overall 8.0 setelah berjuang dengan belajar 12 jam sehari.
Baca Juga: Amien Rais, Roy Suryo hingga Puluhan Emak-Emak Geruduk UGM, Tuntut Bukti Keaslian Ijazah Jokowi
Kena Tumor, Gagal LPDP di Percobaan Pertama
Yani sempat mencatat beasiswa impian seperti LPDP, Chevening, AAS, Erasmus, dan GKS.
Namun akhirnya, dia memilih fokus dan apply LPDP karena visi misinya yang sejalan dengan mimpinya untuk membangun Cibaliung serta memperluas jaringan.
Ketika LPDP 2024 batch 1 di buka, Yani apply dengan optimisme penuh karena ingin memberikan yang terbaik untuk meraih beasiswa S2.
"Namun tak disangka, di hari wawancara saya di diagnosis tumor pedis sehingga harus mengikuti wawancara di rumah sakit," katanya.
"Lebih buruknya lagi, Saya sebelumnya juga dirawat 15 hari karena DBD, sehingga kehilangan waktu untuk latihan dan mock up interview," jelasnya.
"Karena ketidaksiapan itu, Saya akhirnya dinyatakan tidak lolos," jelas Yani.