Labuan Bajo Jadi Destinasi Top Asia 2026, Pesona Komodo dan Alam Liarnya Paling Juara!

KONTEKS.CO.ID - Labuan Bajo kembali mencuri perhatian dunia. Kota kecil di ujung barat Pulau Flores ini masuk dalam daftar 'The Best Places to Go in Asia 2026' versi Condé Nast Traveler, berkat kombinasi menawan antara keindahan alam liar, kearifan lokal, dan komitmen terhadap pariwisata berkelanjutan.

Pengakuan ini bukan sekadar prestise. Labuan Bajo menjadi contoh bagaimana destinasi wisata dapat tumbuh pesat tanpa mengorbankan identitas budaya dan keseimbangan ekologinya.

Pemerintah setempat bersama masyarakat diharapkan terus menjaga harmoni antara konservasi alam, pembangunan ekonomi, dan pengalaman wisata yang autentik bagi para pengunjung global.

Baca Juga: 4 Destinasi Wisata Malam yang Memukau di Labuan Bajo, Ada yang Gratis

Pesona Pulau Vulkanik

CNTraveler menyebut, Labuan Bajo, dulunya sebuah kota nelayan kecil, kini menjadi pintu gerbang menuju Taman Nasional Komodo, situs Warisan Dunia UNESCO.

Kota ini terdiri dari beberapa pulau vulkanik dengan lanskap dramatis, rumah bagi kadal raksasa Komodo yang menjadi magnet wisatawan.

Meski masih berada di bawah bayang-bayang Bali, peningkatan fasilitas bandaranya, termasuk penerbangan internasional, diperkirakan akan membuat Labuan Bajo semakin populer.

Wisatawan tidak lagi sekadar singgah untuk melihat komodo atau pantai merah muda Pulau Komodo, melainkan mulai betah untuk menjelajahi kota dan sekitarnya.

Penginapan dan Kuliner Tradisional

Pertumbuhan akomodasi mewah di Labuan Bajo semakin memikat wisatawan. Swiss-Belhotel menghadirkan resor vila di atas perbukitan seluas 12 hektar lengkap dengan kolam renang, sementara Ta’aktana, Luxury Collection Resort & Spa milik Marriott, menawarkan vila panggung di atas air, dibuka pada 2024.

Baca Juga: Wisata Pulau Putri! Destinasi Indah Mirip Labuan Bajo dan Raja Ampat Dekat Jakarta

Pariwisata Labuan Bajo tidak hanya soal mewah. Destinasi ini menonjolkan konsep wisata berkelanjutan, seperti kedai kopi lokal Elevate Espresso, yang menyajikan biji kopi Flores, serta Dapur Tara, restoran komunitas yang terintegrasi dengan homestay Sten Lodge di perbukitan.

Makanan tradisional turut menjadi daya tarik. Pengunjung bisa mencicipi hidangan warisan Manggarai, seperti ayam asap, daun pepaya renyah, dan nasi bambu, dimasak di atas api kayu menggunakan bahan lokal dari hutan pangan setempat.

Pengalaman menginap di gubuk bambu beratap rumbia memungkinkan wisatawan bangun dengan kicau burung dan panorama pegunungan yang memukau.