KONTEKS.CO.ID - Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS kembali bergerak fluktuatif pada perdagangan Rabu, 15 Oktober 2025.
Berdasarkan data Bloomberg, rupiah ditutup melemah tipis 0,18% atau 30 poin ke posisi Rp16.603 per dolar AS.
Sementara itu, indeks dolar AS justru menguat ke level 99,39, menandakan tekanan global terhadap mata uang negara berkembang masih tinggi.
Baca Juga: Peci Bung Hatta Kini Mejeng di Museum Naskah Proklamasi
Namun, di tengah tekanan itu, rupiah dinilai masih cukup tangguh berkat fundamental ekonomi domestik yang stabil.
Rupiah Tertekan karena Sentimen Global
Menurut pengamat pasar uang, pergerakan rupiah hari ini banyak dipengaruhi oleh faktor eksternal, terutama dinamika hubungan dagang antara Amerika Serikat dan China yang kembali memanas.
Pelaku pasar cenderung menahan diri menunggu kejelasan hasil negosiasi antara kedua negara tersebut, setelah Menteri Keuangan AS Scott Bessent menyebutkan bahwa Presiden Donald Trump dan Presiden Xi Jinping dijadwalkan bertemu di Korea Selatan akhir bulan ini.
Baca Juga: DJ Panda Penuhi Panggilan Polisi Terkait Dugaan Pengancaman Erika Carlina
Selain itu, pernyataan Ketua The Fed Jerome Powell juga memberi sentimen negatif ke rupiah.
Powell menegaskan bahwa pasar tenaga kerja AS masih kuat, sehingga peluang penurunan suku bunga dalam waktu dekat menjadi lebih kecil.
Kinerja Ekonomi Domestik Masih Jadi Penopang
Meski menghadapi tekanan eksternal, prospek ekonomi Indonesia masih dinilai positif.
Baca Juga: Mahfud MD Tegaskan Nilai BLBI Bisa Lebih Besar dari Pengemplang Pajak yang Dikejar Purbaya
Inflasi terkendali, ekspor menunjukkan perbaikan, dan pertumbuhan ekonomi terus berlanjut di tengah tren pelonggaran kebijakan moneter global.
International Monetary Fund (IMF) bahkan merevisi ke atas proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia untuk 2025 dari 4,7% menjadi 4,8%.