KONTEKS.CO.ID - Saham PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) mengalami tekanan di tengah kasus dugaan korupsi pengadaan mesin Electronic Data Capture (EDC).
Diketahui, KPK menyelidiki kasus tersebut dan telah mencekal 13 orang ke luar negeri.
Untuk saham, pada sesi I perdagangan Rabu, 2 Juli 2025, saham BBRI ditutup melemah 1,08 persen ke level Rp3.660.
Baca Juga: Jokowi Masih Momong Gibran, Bekingi dari Wacana Pemakzulan dari Kursi Wapres
Terkait hal itu, analis saham sekaligus Founder Stocknow.id Hendra Wardana menyampaikan, penurunan ini mencerminkan kekhawatiran pasar.
"Pelemahan ini mencerminkan respons pasar terhadap mencuatnya kasus dugaan korupsi dalam proyek pengadaan mesin EDC di tubuh BRI, yang tengah diselidiki KPK," kata Hendra menukil laporan Ntvnews.id, Rabu 2 Juni 2025.
Diketahui, kasus dugaan korupsi proyek EDC Bank BRI yang berlangsung antara 2020–2024 itu disebut bernilai Rp2,1 triliun.
Baca Juga: Mediapreneur Talks Episode 4 di Banten: Ajak Para Jurnalis Optimistis Pertahankan Brand Media
Hendra berpandangan, langkah KPK mencegah 13 orang ke luar negeri yang berasal dari lingkungan internal BRI telah menimbulkan kekhawatiran pasar terhadap kemungkinan keterlibatan pejabat aktif perseroan.
Dampak negatif sentimen negatif ini, lanjut Hendra, berisiko menekan persepsi investor institusi yang menerapkan prinsip Environmental, Social, and Governance (ESG), sehingga memicu arus keluar dana dari saham BBRI.
Dikhawatirkan pula, risiko reputasi ini berdampak kepada proses bisnis, kepercayaan pasar.
Kemudian, kemungkinan koreksi laporan keuangan apabila ditemukan ketidakwajaran dalam realisasi proyek EDC.
Baca Juga: Luhut Jenguk Jokowi, Ungkap Perasaan Sedih
Sementara dari sisi teknis, saham BBRI juga tengah berada dalam fase konsolidasi menurun sejak pertengahan Juni.