KONTEKS.CO.ID - Setelah bertahun-tahun didorong oleh wacana dan rencana, konsolidasi Badan Usaha Milik Negara (BUMN) kini memasuki babak baru.
Kali ini, bukan lagi Kementerian BUMN yang memegang kendali penuh, melainkan lembaga anyar, Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara alias Danantara.
Menteri BUMN Erick Thohir mengonfirmasi bahwa proses aksi korporasi, termasuk merger antar perusahaan pelat merah, kini resmi dikelola oleh Danantara.
Baca Juga: Kredit Tembus Rp156 Triliun! Ini Strategi Bank Permata Capai Pertumbuhan 6 Persen di Kuartal I 2025
Lembaga yang baru lahir ini disiapkan untuk menjadi “kendali strategis” baru dalam mengatur arah investasi dan efisiensi perusahaan milik negara.
“Danantara ini baru lahir. Di dalamnya ada aspek investasi dan operasional. Tentu kita perlu konsultasi dengan Danantara agar mereka bisa bekerja dengan optimal,” kata Erick kepada wartawan, Senin, 22 April 2025.
KAI-INKA Jadi Pilot Project Konsolidasi
Salah satu konsolidasi yang sedang dalam pembahasan serius adalah merger antara PT Kereta Api Indonesia (KAI) dan PT Industri Kereta Api (INKA).
Baca Juga: Beredar Foto-Foto Terakhir Kali Dunia Melihat Paus Fransiskus: Mengharukan
Proyek ini menjadi simbol dari arah baru efisiensi sektor transportasi negara lebih ramping, lebih terintegrasi.
Namun, langkah besar ini tidak dilakukan dengan tergesa-gesa. Erick menyebut Danantara membutuhkan waktu untuk konsolidasi internal sebelum mengeksekusi merger BUMN secara luas. “Mereka sedang konsolidasi. Di roadmap-nya sudah ada,” ujarnya.
Sebelumnya, Kementerian BUMN telah menyiapkan peta jalan yang ambisius. Dari total 47 BUMN, hanya 30 perusahaan yang akan dipertahankan setelah proses merger tuntas. Sisanya akan dilebur, disatukan, atau bahkan dibubarkan.
Sektor Transportasi dan Konstruksi Jadi Sasaran Utama
Tak hanya KAI dan INKA, rencana merger juga melibatkan perusahaan-perusahaan raksasa lain di sektor transportasi laut dan konstruksi.
Untuk sektor transportasi, PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) akan dikonsolidasikan bersama PT Pelayaran Nasional Indonesia (Pelni) dan PT ASDP Indonesia Ferry. Tujuannya menciptakan ekosistem logistik laut yang terintegrasi dari pelabuhan hingga penyeberangan.