KONTEKS.CO.ID - Indonesia, sebagai produsen nikel terbesar di dunia, dikabarkan tengah mempertimbangkan langkah besar untuk memangkas produksinya hingga sepertiga pada tahun 2026.
Langkah strategis ini diambil sebagai upaya nyata pemerintah untuk menjaga stabilitas harga nikel global agar tidak merosot lebih dalam.
Dalam draf Rencana Kerja dan Anggaran Biaya (RKAB) 2026, pemerintah mengusulkan pengurangan produksi sebesar 34 persen dari total tahun ini.
Baca Juga: Pesawat KLM Mendarat Darurat Setelah Penumpang Melihat Tikus Raksasa Berkeliaran di Kabin
Dengan target tersebut, angka produksi tahun depan diperkirakan hanya akan menyentuh 250 juta ton.
Laporan ini pertama kali dirilis Shanghai Metals Market (SMM) pada Rabu, 17 Desember 2025, dengan merujuk pada data dari Asosiasi Penambang Nikel Indonesia (APNI).
Namun Sekjen APNI, Meidy Katrin Lengkey, menekankan angka tersebut masih berupa rencana di level pemerintah.
Baca Juga: Ngaku Kena Tipu Insanul Fahmi, Foto Mesra Inara Rusli Kembali Viral, Sindiran Marissya Icha Disorot
"Target tersebut merupakan rencana tingkat pemerintah dan rincian implementasi akhirnya belum jelas," ujar Meidy.
Langkah Jakarta dalam mengendalikan output nikel ini disebut-sebut berkaitan erat dengan penurunan kualitas bijih nikel di dalam negeri.
CEO Canada Nickel, Mark Selby, mengungkapkan pandangannya dalam forum The Northern Miner’s International Metals Symposium di London bulan ini.
Baca Juga: Kontroversi di Brebes: Guru SD Diminta Beli Tiket Dewa 19, Penggunaan Dana BOS Auto Diselidiki
Ia menilai Indonesia sedang bersiap memberikan pengaruh besar pada pasar.
“Anda akan melihat orang Indonesia memberikan dorongan ke pasar,” kata Selby.
Artikel Terkait
TNI AL Tangkap Kapal TB Lintas Samudera 127 Atas Dugaan Angkut Ore Nikel Ilegal
Indonesia Tolak Skema Banding Sementara Uni Eropa di WTO, Soal Nikel dan Minyak Sawit
Satgas Terpadu Ungkap Upaya WNA China Selundupkan Serbuk Nikel di Bandara Khusus IWIP Weda Bay
Fans G-Dragon di Indonesia Geruduk Hana Bank: Tuntut Setop Dana Batu Bara Nikel di Pulau Obi
Amdal Disetujui, Tambang Hengjaya Genjot Penjualan Bijih Nikel 2025, IMIP Jalan Lagi