Macron, yang baru saja kembali dari kunjungan kenegaraan ke China, dalam sebuah wawancara dengan surat kabar Prancis Les Echos pada hari Minggu, memperingatkan, Eropa dapat mengikuti AS dalam mengenakan tarif terhadap Beijing jika surplus tidak dikurangi dalam beberapa bulan mendatang.
Ekspor ke Uni Eropa tumbuh sebesar 14,8% secara tahunan bulan lalu, Sementara pengiriman ke Australia naik 35,8%.
Di sisi lain, negara-negara Asia Tenggara yang tumbuh pesat menyerap 8,2% lebih banyak barang selama periode yang sama.
Baca Juga: Analisis Calon Pengganti Xabi Alonso bila Dipecat Real Madrid: Arbeloa, Zidane, atau Klopp
Hal ini mendorong surplus perdagangan China menjadi $111,68 miliar pada November, tertinggi sejak Juni, dari USD90,07 miliar yang tercatat pada bulan sebelumnya, dan di atas perkiraan sebesar USD100,2 miliar.
Zhiwei Zhang, Presiden dan Kepala Ekonom di Pinpoint Asset Management, menulis dalam sebuah catatan bahwa pemulihan pertumbuhan ekspor pada bulan November ikut membantu "memitigasi lemahnya permintaan domestik", di tengah perlambatan momentum ekonomi yang sebagian didorong oleh melemahnya sektor properti.
Sebagai indikasi lemahnya konsumsi domestic China, data bea cukai baru menunjukkan bahwa impor naik 1,9% dibandingkan tahun sebelumnya pada bulan November, lebih rendah dari yang diprediksi. ***
Artikel Terkait
Berbanding Terbalik dengan RI, China Sukses Hijaukan Gurun di saat Sumatra Dibenamkan Banjir Bandang
Direktur PT PMT Asal China Jadi Tersangka Kasus Cesium-137 di Banten
Bandara IMIP Diyakini Jadi Pintu Masuk Ekspor-Impor Hingga TKA China Ilegal
Satgas Terpadu Ungkap Upaya WNA China Selundupkan Serbuk Nikel di Bandara Khusus IWIP Weda Bay
Plot Gelap dan Twist Gila! 5 Drama China Kriminal Terbaik yang Dijamin Bikin Nagih dan Susah Tidur