KONTEKS.CO.ID - Nilai tukar rupiah menutup sesi perdagangan Selasa 25 November 2025 dengan penguatan terhadap dolar Amerika Serikat (USD).
Berdasarkan data Bloomberg, rupiah terapresiasi 0,25 persen atau menguat 42 poin ke posisi Rp16.656 per USD.
Penguatan mata uang rupiah terjadi seiring meningkatnya optimisme pelaku pasar terkait peluang pemangkasan suku bunga acuan The Fed pada Desember 2025.
Baca Juga: Mensesneg Ingatkan APBN 2026 Jangan Asal Serap: Setiap Rupiah yang Dikeluarkan Harus Tepat Sasaran!
“Data ekonomi AS dan komentar pejabat The Fed yang bernada dovish (lunak) menguatkan keyakinan itu,” ujar Ibrahim Assuaibi, analis pasar uang.
Gubernur The Fed Christopher Waller telah menyatakan dukungan terhadap penurunan suku bunga pada Desember 2025.
Presiden The Fed New York, John Williams, juga sebelumnya menyebutkan langkah penurunan bunga pada periode tersebut sangat mungkin dilakukan.
Baca Juga: Kejagung Periksa 40-an Saksi dan Geledah 8 Titik, Kasus Pajak 2016-2022 Kian Terkuak
“Ini karena kondisi pasar tenaga kerja yang menunjukkan pelemahan,” kata Ibrahim.
Ia menyebut peluang pemangkasan suku bunga kini hampir 80 persen, melonjak dari sekitar 30 persen menurut CME FedWatch.
Saat ini investor masih menunggu rilis sejumlah data ekonomi terbaru dari AS untuk mendapatkan sinyal lanjutan mengenai arah kebijakan moneter.
Indeks harga produsen diperkirakan naik 0,3 persen secara bulanan pada September 2025.***
Artikel Terkait
Ekonom Anthony Budiawan Sebut Redenominasi Rupiah Hanya Pengalihan Isu: Tak Ada Untungnya dalam Ekonomi
Bank Dunia Puji Ketangguhan Rupiah, Sebut Paling Stabil di Antara Pasar Negara Berkembang
FINE Institute Bongkar Risiko Redenominasi Rupiah: Bukan Sekadar Hapus Tiga Nol, Bisa Picu Kegagalan Nasional
Mensesneg Ingatkan APBN 2026 Jangan Asal Serap: Setiap Rupiah yang Dikeluarkan Harus Tepat Sasaran!