KONTEKS.CO.ID – Di tengah gejolak ketidakpastian ekonomi global dan tekanan geopolitik yang belum mereda, mata uang rupiah dinilai menunjukkan performa yang cukup tangguh.
Bank Dunia (World Bank) bahkan menobatkan rupiah sebagai salah satu mata uang paling stabil di antara negara-negara berkembang atau emerging markets.
Penilaian ini disampaikan langsung oleh Lead Country Economist Bank Dunia untuk Indonesia dan Timor Leste, David Knight.
Menurutnya, stabilitas rupiah bukan hanya sekadar kebetulan, melainkan cerminan dari fundamental ekonomi Indonesia yang kokoh serta kebijakan moneter yang responsif.
"Rupiah tetap menjadi salah satu yang paling stabil di antara ekonomi pasar berkembang," ujar Knight dalam acara Indonesia Economic Outlook 2025 di Universitas Indonesia, Depok, Jawa Barat, Senin, 24 November 2025.
Baca Juga: Toyota Luncurkan Urban Cruiser Harga Rp759 Juta, Mulai Rakit bZ4X di Indonesia
Knight tidak menampik bahwa tekanan eksternal saat ini memang cukup berat.
Isu geopolitik global dan ketidakpastian tarif dagang telah memicu arus modal keluar (capital outflow) dari berbagai negara berkembang, termasuk Indonesia.
Hal ini sempat menekan nilai tukar rupiah hingga terdepresiasi ke level Rp16.500 per dolar Amerika Serikat (AS).
Baca Juga: Negara Rugi Rp1,25 Triliun, KPK Beberkan Bukti Fisik Kapal 'Rongsokan' yang Berusia 66 Tahun
Namun, jika dibandingkan dengan mata uang negara berkembang lainnya, volatilitas rupiah tergolong sangat terkendali.
Menurut Knight, hal ini membuktikan bahwa intervensi yang dilakukan oleh Bank Indonesia (BI) di pasar keuangan dilakukan secara tepat waktu dan terukur.
"Rupiah tetap relatif stabil. Ini bukan hanya karena kebijakan bank sentral yang responsif, tetapi juga mencerminkan fundamental makro Indonesia yang kuat," tegasnya.
Baca Juga: Oman dan Indonesia Sepakat Bebas Visa untuk Tiga Paspor, Wamenlu Beri Penjelasan
Artikel Terkait
Purbaya: Pelaksanaan Redenominasi Rupiah Sepenuhnya di Bawah Otoritas BI
Gubernur BI Sebut Redenominasi Rupiah Butuh Waktu 6 Tahun, Ini Tahapannya
Rupiah Melemah ke Rp16.734 Akibat Tekanan Fiskal dan Kekhawatiran Suku Bunga AS
Redenominasi Rupiah: Tak Mendesak, Ekonom Soroti Risiko Harga Naik dan Daya Beli Masyarakat
Ekonom Anthony Budiawan Sebut Redenominasi Rupiah Hanya Pengalihan Isu: Tak Ada Untungnya dalam Ekonomi