Total utang luar negeri swasta mencapai USD191,3 miliar atau sekitar Rp3.176 triliun, turun dari USD193,9 miliar pada triwulan II.
Baca Juga: KPK Masih Fokus Dalami Pengadaan Lahan Proyek Kereta Cepat Whoosh
Secara tahunan, kontraksi melebar dari 0,2 persen menjadi 1,9 persen, dipengaruhi penurunan utang pada lembaga keuangan maupun perusahaan nonkeuangan.
Sektor industri pengolahan, jasa keuangan dan asuransi, listrik dan gas, serta pertambangan masih menjadi kontributor terbesar ULN swasta.
Keempat sektor ini menyumbang sekitar 81 persen total utang swasta, mencerminkan fokus pembiayaan eksternal pada sektor-sektor yang padat modal.
Baca Juga: DPR Pastikan RKUHAP Baru Tak Atur Penyadapan Polisi, Habiburokhman: Jangan Percaya Hoaks!
Dari sisi makro, struktur ULN Indonesia tetap dinilai sehat.
Rasio ULN terhadap Produk Domestik Bruto turun menjadi 29,5 persen, lebih rendah dari 30,4 persen pada triwulan sebelumnya.
Dominasi utang jangka panjang yang mencapai 86,1 persen membantu menurunkan risiko pembiayaan jangka pendek dan memperkuat ketahanan eksternal.
“Bank Indonesia dan pemerintah memastikan koordinasi terus diperkuat untuk menjaga stabilitas utang luar negeri,” begitu pernyataan Ramdan Denny Prakoso, Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia, Senin 17 November 2025.***
Artikel Terkait
Utang Luar Negeri Indonesia Turun Jadi Rp7.091 Triliun, Pemerintah Fokus Sektor Produktif
Utang Luar Negeri Indonesia Turun Jadi Rp7.091 Triliun, Pemerintah Fokus Sektor Produktif
Utang Luar Negeri Swasta Indonesia Masih Tertekan, Ini Porsi Terbesarnya
Menkeu Purbaya Masih Ngotot Tak Mau Bayar Utang Whoosh Pakai APBN, Tapi...