• Senin, 22 Desember 2025

KPK Masih Fokus Dalami Pengadaan Lahan Proyek Kereta Cepat Whoosh

Photo Author
- Selasa, 18 November 2025 | 11:39 WIB
Kereta Cepat Whoosh. (Dok. KAI)
Kereta Cepat Whoosh. (Dok. KAI)

KONTEKS.CO.ID – Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menyatakan, pihak yang diminta keterangan dalam penyelidikan kasus dugaan korupsi kereta cepat Whoosh terkait pengadaan lahan.

"Pihak-pihak yang diduga mengetahui ataupun berkaitan dengan proses-proses pengadaan lahan untuk jalur kereta cepat," kata Budi Prasetyo, Juru Bicara KPK di Jakarta, Selasa, 18 November 2025.

Budi menjelaskan, penyelidik KPK meminta keterangan dari pihak-pihak yang mengetahui pembebasan lahan untuk proyek kereta cepat Whoosh karena saat ini fokus mendalami itu.

Baca Juga: Geber Penyelidikan Kasus Whoosh, Proses Pengadaan hingga Transaksi Janggal Jadi Fokus KPK

"Bagaimana pihak-pihak ini kemudian melakukan pengadaan lahan," ujarnya.

Ia menyampaikan, tim penyelidik juga melakukan analisa dan pendalaman dari keterangan sejumlah pihak dalam penyelidikan kasus dugaan korupsi Whoosh.

“Sehingga nanti bisa saling mendukung dan melengkapi dalam proses atau tahapan di penyelidikan ini,” katanya.

Baca Juga: Menkeu Purbaya Masih Ngotot Tak Mau Bayar Utang Whoosh Pakai APBN, Tapi...

KPK belum menyimpulkan potensi kerugian negara maupun mengungkap pihak yang diduga bertanggung jawab atas kasus ini.

Sebelumnya, Managing Director Political Economy and Policy Studies (PEPS), Anthony Budiawan, mengatakan, kerugian negara Rp73,5 triliun akibat proyek kereta cepat Whoosh Jakarta–Bandung nyata dan pasti.
 
Anthony di Jakarta, Selasa, 28 Oktober 2025, menegaskan, angka kerugian negara Rp73,5 triliun tersebut akibat dengan sengaja memenangkan China dalam proyek tersebut.
 
"China yang jelas-jelas lebih mahal US$4,51 miliar dari penawaran Jepang merupakan tindakan merugikan keuangan negara secara nyata dan pasti," ujarnya. 
 
 
Angka Rp73,5 triliun ini, dengan menggunakan kurs Rp16.300 per dolar AS dikalikan US$4,51 miliar. Adapun angka US$4,51 miliar didapat dari selisih yang diajukan oleh Jepang dan China.
 
Anthony mengungkapkan, total biaya proyek kereta cepat Jakarta Bandung (KCJB) yang ditawarkan oleh Jepang selama 50 tahun masa konsesi proyek, termasuk bunga pinjaman hanya US$6,34 miliar (6.337.175.000). 
 
Sedangkan total biaya proyek KCJB yang ditawarkan China mencapai US$10,85 miliar (10.846.705.000) selama 50 tahun masa konsesi, atau lebih mahal US$4,51miliar atau 71,2 persen dari penawaran Jepang.***

 

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Setiawan Konteks

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X