KONTEKS.CO.ID – Peluang ekspor jagung Indonesia dinilai semakin terbuka seiring peningkatan produktivitas dan perluasan lahan tanam di berbagai daerah.
Hal ini berdasarkan hasil Survei Ubinan yang dilakukan Badan Pusat Statistik (BPS) pada 2024.
Dalam survei itu diketahui rata-rata produktivitas jagung nasional mencapai 59,40 kuintal per hektare (ku/ha).
Baca Juga: Mimpi Prabowo Tiga Tahun Lagi Indonesia Punya Mobil Nasional
Angka ini menjadi modal penting bagi upaya pemerintah dan pelaku industri untuk memperkuat pasokan dalam negeri sekaligus memperluas ekspor.
Data BPS menunjukkan sebagian besar rumah tangga jagung di Indonesia, sekitar 75,76 persen, menanam di lahan bukan sawah.
Varietas yang dominan digunakan adalah jagung hibrida, mencapai 72,21 persen dari total petani.
Sementara sisanya 22,44 persen menggunakan varietas lokal dan 5,35 persen varietas komposit.
Dari sisi teknik budidaya, 79,93 persen rumah tangga jagung menerapkan sistem monokultur.
Pupuk urea menjadi jenis pupuk yang paling banyak digunakan dengan rata-rata 256,87 kilogram per hektare, menunjukkan intensitas tinggi dalam pola tanam intensif.
Baca Juga: Hari Ini PSSI Dijadwalkan Rapat Besar untuk Tentukan Siapa The Next Pelatih Timnas Indonesia
Secara wilayah, Pulau Jawa mencatat produktivitas jagung tertinggi di Indonesia, yaitu 61,23 ku/ha, disusul wilayah luar Jawa.
Produktivitas tertinggi dicapai pada lahan sawah irigasi, mencapai 67,68 ku/ha, yang menunjukkan pentingnya dukungan infrastruktur pertanian terhadap hasil panen.
Artikel Terkait
Irjen Pol Rudi Darmoko Tegaskan Dukungan Sulap NTT Jadi Lumbung Jagung Nasional
Indonesia Salurkan 52.400 Ton Jagung untuk Peternak Ayam Petelur, Ini Harganya
Pemerintah Luncurkan Program Stabilisasi Harga Jagung, Segini yang Ditetapkan
Kapolda Irjen Pol Rudi Darmoko Lepas Hasil Panen Jagung Petani NTT: Ada Jaminan Serapan dan Harga Ok!
Pengeringan Manual Hambat Ekspor Jagung, Asosiasi Dorong Bulog Punya Fasilitas Modern