KONTEKS.CO.ID - Asosiasi Produsen Jagung Indonesia (APJI) meminta pemerintah melengkapi Bulog dengan silo dan fasilitas pengeringan modern.
Hal itu berguna untuk memperkuat infrastruktur pascapanen serta memastikan pertumbuhan berkelanjutan ekspor jagung.
Silo menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah tempat menyimpan hasil pertanian (biji-bijian) dalam jumlah besar, terbuat dari papan kayu atau logam (seperti besi pelat, seng) dengan bentuk seperti sumur.
Ketua APJI, Sholahuddin, menyatakan sebagian besar petani masih menggunakan metode pengeringan manual.
Padahal itu tidak efektif untuk produksi skala besar dan menyebabkan kadar air jagung tidak stabil.
Akibatnya kualitas jagung sering kali tidak memenuhi syarat ekspor.
Baca Juga: Hari Ini PSSI Dijadwalkan Rapat Besar untuk Tentukan Siapa The Next Pelatih Timnas Indonesia
“Untuk meningkatkan ekspor, perlu ada perbaikan dalam kualitas pengolahan pascapanen,” ucap Sholahuddin.
“Jagung harus dikeringkan secara mekanis agar memenuhi standar kadar air,” ia menambahkan.
Saat ini Bulog memiliki beberapa silo dan fasilitas pengeringan, tetapi sebagian besar digunakan untuk penyimpanan beras.
Baca Juga: Cara Top-up Pulsa Lewat DANA, Cepat, Praktis, dan Nggak Ribet
Alhasil kapasitasnya terbatas untuk menerima dan memproses jagung.
Kekurangan kapasitas ini menghambat stabilisasi stok dalam negeri serta perluasan potensi ekspor.
Artikel Terkait
Presiden Prabowo Lepas Ekspor Jagung ke Malaysia, Total 1.200 Ton
Ekspor Jagung Indonesia Picu Pro dan Kontra, Ekonom Ingatkan Jangan Terburu-buru
Irjen Pol Rudi Darmoko Tegaskan Dukungan Sulap NTT Jadi Lumbung Jagung Nasional
Indonesia Salurkan 52.400 Ton Jagung untuk Peternak Ayam Petelur, Ini Harganya
Pemerintah Luncurkan Program Stabilisasi Harga Jagung, Segini yang Ditetapkan
Kapolda Irjen Pol Rudi Darmoko Lepas Hasil Panen Jagung Petani NTT: Ada Jaminan Serapan dan Harga Ok!