Artinya, uang yang beredar di masyarakat tidak ada.
"Saya lihat Menteri Keuangan yang baru (Purbaya), dia mendorong betul mazhab-nya dia ini untuk mengguyur market dengan dia taruh Rp200 triliun di perbankan. Itu saya kira langkah yang sangat bagus," kata Luhut.
Dia menilai, asupan Rp200 triliun yang diberikan Purbaya kini sudah mulai ada hasil.
"Tentu butuh waktu. Kita ini kadang-kadang seperti makan cabai, begitu digigit, pedas. Ya enggak lah, kan butuh waktu, itu suatu proses," ujarnya.
Baca Juga: Tiga Wakil Indonesia Melaju ke Perempat Final Denmark Open 2025, Fajar-Fikri dan Jojo Masih Perkasa
Dia pun meminta bank-bank yang dapat guyuran dana tersebut tak hanya menaruh uang di bank sentral karena minim risiko.
"Tapi kan dia (bank) harus berani. Kalau nanti NPL (kredit macet), ya tugas kamu (bank). Tugas kamu kan dagang uang. Hal seperti ini yang perlu ditegaskan, kalau kita kerja secara tim, kita bukan bekerja sendiri," tuturnya.
Menurut Luhut, mazhab Purbaya akan membuat perputaran uang merata dan mendorong pergerakan ekonomi sampai di daerah-daerah terpencil.
"Karena uang itu berputar, tidak hanya terpusat," pungkasnya.***
Artikel Terkait
Luhut Minta Anggaran MBG Tak Dipotong, Menkeu Purbaya Bergeming
Purbaya 'Membangkang' Luhut Soal Pembangunan Family Office: DEN Bangun Saja Sendiri
Tolak Bangun Proyek Warisan Jokowi, Purbaya Gagalkan Upaya Luhut Gaet Duit Orang Super-Kaya Asia
Apa Itu Family Office? Konsep yang Digagas Luhut Tapi Ditolak Menkeu Purbaya Pakai Uang APBN
Hubungan Menkeu Purbaya dan Luhut Makin Panas, LBP: Bayar Utang Whoosh, Siapa yang Minta Duit APBN?