Sementara di Aceh, udara laut yang dulunya bersih kini tercemar polusi PLTU 1&2 Nagan Raya. Warga kerap menderita ISPA dan penyakit kulit.
“Banyak warga menderita gangguan pernapasan,” ujar APEL Green Aceh, dikutip dari Waspada Aceh (29 Desember 2024).
Polutan Mematikan yang Terabaikan
Ahli kesehatan menegaskan polutan PLTU, seperti PM2,5, SO₂, NOx, dan logam berat, berhubungan dengan kanker paru, gangguan jantung, berat lahir rendah, hingga kematian dini.
Baca Juga: 200 Penunggak Pajak Terbesar Jadi Target, Menkeu Purbaya Siapkan Eksekusi Rp60 Triliun
“Produk samping pembakaran batu bara adalah karsinogen dan toksin kardiorespirasi,” tulis tinjauan di Annals of Global Health.
Tanpa intervensi, beban kesehatan akibat PLTU akan terus menumpuk. Rem darurat yang bisa ditempuh adalah penutupan unit paling kotor, pembatasan emisi, serta percepatan transisi energi bersih.
Jika tidak, tagihan sunyi berupa nyawa dan triliunan rupiah akan tetap menghantui generasi mendatang.***
Artikel Terkait
Buruh Bangunan Curi Logam Radioaktif dari PLTN Fukushima, Dijual Rp92 Juta
Meski Rawan Gempa, Pemerintah Nekat Mau Operasikan PLTN Indonesia di Tahun 2032
MITI Ungkap Tiga Hal Penting Bila Pemerintah Bangun PLTN 2035
Penemuan Tambang Uranium di Kalbar, Pemerintah Susun Regulasi Pengolahan untuk PLTN
Kalimantan Barat Simpan 24 Ribu Ton Uranium dan Thorium, Pemerintah Ancang-ancang Bangun PLTN!