Dalam empat hari pertama September saja, tercatat capital outflow mencapai USD254 juta.
Tekanan ini memperberat langkah rupiah untuk bertahan, apalagi di tengah minimnya sentimen positif dari dalam negeri.
Dari sisi eksternal, pelaku pasar kini menanti keputusan Federal Reserve AS melalui rapat FOMC yang dijadwalkan pekan depan.
Ekspektasi terbesar adalah pemangkasan suku bunga acuan.
Jika benar terjadi, beban biaya pinjaman akan berkurang dan bisa mendongkrak ekonomi AS.
Namun, ada catatan penting.
Baca Juga: Akademisi: Pergantian Menkeu Penyesuaian Arah Kebijakan Ekonomi Nasional
Beberapa pejabat The Fed masih menyoroti inflasi tinggi serta potensi lonjakan harga akibat kebijakan perdagangan Presiden AS Donald Trump.
Artinya, ruang penurunan suku bunga belum tentu selebar yang diharapkan pasar.
“The Fed cenderung hati-hati. Meski ada tanda-tanda pasar tenaga kerja melemah, inflasi tetap jadi momok utama yang belum tuntas,” tambah Ibrahim.
Proyeksi Pergerakan Hari Ini
Baca Juga: Pemerintah Sepakat RUU Perampasan Aset Masuk Prolegnas Prioritas DPR 2025
Melihat kondisi terkini, Ibrahim memperkirakan rupiah akan bergerak fluktuatif dengan kecenderungan melemah.
Rentang pergerakan diproyeksikan berada di level Rp16.480 hingga Rp16.540 per dolar AS sepanjang perdagangan Rabu, 10 September 2025.
Investor disarankan tetap berhati-hati, terutama bagi mereka yang beraktivitas di pasar saham maupun komoditas.
Artikel Terkait
IHSG dan Rupiah Melemah Imbas Reshuffle Kabinet, Menko Airlangga Yakinkan Publik: Ini Sementara, Pasar Akan Segera Normal
SPBU Swasta Kosong, ESDM: Tak Ada Kelangkaan BBM di Indonesia
Airlangga Tenangkan Publik Soal Rupiah dan IHSG Usai Reshuffle: Masalah Sentimen Pasar
Akademisi: Pergantian Menkeu Penyesuaian Arah Kebijakan Ekonomi Nasional
Ekonom INDEF Sampaikan 2 Langkah untuk Menkeu Purbaya Pulihkan Ekonomi Nasional