KONTEKS.CO.ID – Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Paramadina Jakarta, Ariyo Irhamna, menilai pergantian (reshuffle) menteri keuangan (Menkeu) merupakan penyesuaian arah kebijakan ekonomi nasional.
"Khususnya terkait penguatan peran negara dalam pembangunan ekonomi yang lebih efektif dan inklusif," kata Ariyo di Jakarta, Rabu, 10 September 2025.
Pasalnya, lanjut dia, sejak awal terdapat perbedaan ideologis yang cukup jelas antara Menkeu sebelumnya Sri Mulyani Indrawati dengan Presiden Prabowo Subianto.
Baca Juga: BEM UI Kecam Menkeu Purbaya Yudhi Sadewa: Pernyataannya Kecilkan 17 Plus 8 Tuntutan Rakyat
"Sri Mulyani Indrawati cenderung menekankan prinsip peran pemerintah yang minim dalam ekonomi dan menyerahkan sebagian besar dinamika pada mekanisme pasar," ujar ekonom INDEF ini.
Sementara Presiden Prabowo, mendorong peran aktif dan optimal pemerintah melalui instrumen fiskal strategis, pembiayaan, dan penguatan BUMN.
Baca Juga: Ini Pesan Khusus Sri Mulyani Sebelum Tinggalkan Kemenkeu
"Pergantian ini menjadi langkah konsisten untuk memastikan kebijakan fiskal sejalan dengan visi pembangunan nasional yang inklusif dan berdaulat," ujarnya.
Sebelumnya, Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto melantik Purbaya Yudhi Sadewa sebagai Menteri Keuangan (Menkeu) menggantikan Sri Mulyani Indrawati.***
Artikel Terkait
Disorot Gara-Gara Pernyataan 17 Plus 8, Menkeu Purbaya Akui Salah Ucap, Minta Maaf, dan Janjikan Komunikasi Publik Lebih Baik
Jawab Kekhawatiran dan Respons Negatif Pasar, Menkeu Purbaya: Tak akan Ambil Kebijakan yang Aneh-aneh
Video Keris Berdiri Unggahan Menkeu Purbaya Jadi Sorotan, Komentar Netizen Bikin Geleng-Geleng!
Mencermati Kata-kata Maaf dari Menkeu Purbaya, dari Anggap Remeh hingga Turun ke Jalan
BEM UI Kecam Menkeu Purbaya Yudhi Sadewa: Pernyataannya Kecilkan 17 Plus 8 Tuntutan Rakyat