Sepanjang tahun ini, saham Thailand turun sekitar 10 persen, sementara pasar saham Indonesia naik sekitar 11 persen dan sempat mencetak rekor tertinggi sebelum kerusuhan pecah.
Prabowo sejak berkuasa tahun lalu memprioritaskan ekspansi ekonomi dan menjalankan agenda populis, termasuk program makan gratis besar-besaran, yang memicu kekhawatiran terhadap prospek fiskal Indonesia.
Inisiatif andalan lainnya adalah pembentukan dana abadi Danantara, yang mengelola hampir 900 BUMN dan melaporkan aset kelolaan sebesar USD1 triliun.
Namun, menurut Xin-Yao Ng, direktur investasi di Aberdeen Investments, kebijakan Prabowo sejauh ini belum mampu meringankan kesulitan ekonomi yang dialami masyarakat berpendapatan rendah di Indonesia.
Baca Juga: Prabowo: Tunjangan DPR Dicabut, Moratorium Kunker Luar Negeri Ditetapkan
“Saya tetap khawatir dengan arah ekonomi dan masih menunggu untuk melihat apa yang bisa dicapai Danantara dalam hal ini,” kata Xin-Yao.***
Artikel Terkait
Ide Ambil Paksa 51 Persen Saham BCA Dinilai Anarki Politik
IHSG Berpeluang Rebound, Simak Deretan Saham yang Perlu Dilirik
DPR dan Danantara Tanggapi Polemik Ambil Alih 51 Persen Saham BCA
Bukan Modal, Ini Faktor Tersembunyi yang Jadi Penentu Sukses Awal Investasi Saham di 2025