Sebaliknya, mereka yang mendekati masa pensiun cenderung fokus menjaga keamanan modal.
Seorang analis pasar modal di Jakarta, Aditya Rahman, menilai pentingnya kesesuaian strategi dengan kondisi pribadi.
Baca Juga: Dilantik Presiden, Komjen Eddy Hartono Dipercaya Kembali Jadi Kepala BNPT
“Kalau masih muda, biasanya horizon waktunya panjang. Jadi toleransi risiko bisa lebih tinggi. Tapi kalau sudah mendekati pensiun, strategi defensif lebih masuk akal,” ujarnya.
Peran Broker Saham
Setelah memahami tujuan, langkah berikutnya adalah memilih broker atau perusahaan sekuritas.
Broker bertugas sebagai perantara transaksi antara investor dan pasar saham.
Baca Juga: KPK Respons Noel: Jangan Sedikit-sedikit Minta Amnesti, Ikuti Dulu Prosesnya
Pilihan broker sangat menentukan karena terkait biaya transaksi, fitur aplikasi, dan layanan edukasi.
“Jangan sekadar ikut-ikutan teman. Pilih broker yang transparan dan punya rekam jejak baik,” tutur analis pasar modal yang sama.
Ia juga menekankan bahwa banyak platform saat ini sudah memudahkan pemula dengan modal kecil, bahkan mulai dari Rp25 ribu per minggu.
Jangan Tergoda Saham Populer
Baca Juga: Telkom Hadirkan DigiHack 2025, Ruang Inovasi AI Talenta Digital
Salah satu kesalahan umum pemula adalah langsung membeli saham yang sedang populer.
Padahal, belum tentu saham tersebut cocok dengan strategi jangka panjang.
Sebaiknya lakukan analisis sederhana terhadap laporan keuangan perusahaan, prospek bisnis, hingga kondisi industrinya.
Investopedia juga mengingatkan, “Mengejar tren tanpa analisis sering kali berakhir dengan kerugian. Investor sebaiknya fokus pada konsistensi, bukan sekadar ikut arus.”
Artikel Terkait
Demo di Kantor Pusat BCA Makin Panas, Aktivis Desak Usut Skandal BLBI dan Dugaan Kebocoran Data Rekening Nasabah
QRIS Sudah Meluncur di Jepang, Tak Ada Lagi Rupiah dan Yen
Wow, Transaksi QRIS Lintas Negara Tembus Rp1,66 Triliun
Data BPS: Harga Beras Naik di 200 Daerah, Ada yang Capai Rp60 Ribu per Kg
DPR dan Danantara Tanggapi Polemik Ambil Alih 51 Persen Saham BCA