KONTEKS.CO.ID - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) kembali ditutup melemah pada perdagangan Jumat, 22 Agustys 2025.
Berdasarkan data Bloomberg, rupiah terkoreksi 62,50 poin atau 0,38% ke level Rp16.350,5 per dolar AS.
Pelemahan ini sejalan dengan mayoritas mata uang Asia lain, termasuk yen Jepang, rupee India, ringgit Malaysia, hingga baht Thailand.
Baca Juga: Kapolda Banten Benarkan Irjen Pol Suyudi Ario Seto Jabat Kepala BNN: Pelantikan dalam Waktu Dekat
Rupiah Tertekan Tren Regional
Pergerakan rupiah bukan fenomena tunggal. Data Reuters mencatat, pelemahan juga dialami yuan China setelah rilis data penjualan ritel Juli 2025 yang hanya tumbuh 3,7% year to date, jauh di bawah ekspektasi 5,9%.
Kondisi ini memicu arus keluar modal asing di pasar Asia dan menambah tekanan terhadap rupiah.
Seorang analis pasar uang di Jakarta menjelaskan, Rupiah kehilangan momentum positifnya setelah sempat menguat di awal bulan.
Baca Juga: Melly Mike Bertemu Dikha Aura Farming di Pacu Jalur 2025, Beri Hadiah Nintendo dan Siap Kolaborasi
Tekanan datang dari kombinasi faktor global dan domestik, termasuk keputusan Bank Indonesia memangkas suku bunga acuan sebesar 25 basis poin.
Langkah ini memang mendukung likuiditas, tetapi di sisi lain membuat rupiah lebih rentan terhadap arus keluar modal.
Tekanan Domestik: APBN dan Utang Baru
Dari dalam negeri, fokus pasar juga tertuju pada Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2026.
Baca Juga: Kalahkan Pemain Unggulan, Petenis Indonesia Janice Tjen Tantang Juara US Open 2021
Pemerintah berencana menarik utang baru sebesar Rp781,87 triliun, mayoritas melalui penerbitan Surat Berharga Negara (SBN) senilai Rp749,19 triliun.
Pengamat mata uang Ibrahim Assuaibi menilai, tingginya kebutuhan pembiayaan utang bisa memperlemah persepsi investor terhadap stabilitas rupiah.
Artikel Terkait
Lapor Pak Prabowo, Industri Tableware Mau Tumbang dan 700 Karyawan Sudah di Pintu PHK
Revolusi AI, Ancaman Nyata Masa Depan Karier Generasi Z
Kemenperin Peringatkan Terjadinya Tragedi Nasional, Puluhan Ribu Pekerja Tekstil Terancam PHK
Investasi Emas Digital: Cara Kekinian Menyimpan Aset Aman dan Untung Jangka Panjang
Bidik Pertumbuhan Ekonomi 5,4 Persen di 2026, Sri Mulyani Tegaskan RI Menuju 8 Persen