Namun, BCA dijual ke Farallon senilai Rp10 triliun. Hal ini malah menimbulkan kerugian sebesar Rp.78 triliun.
"Namun BCA dijual kepada Farallon senilai Rp.10 triliun. Jadi ada kerugian yang dibuat oleh pemerintah sendiri sebesar Rp78 triliun," tulis Kwik, dikutip Rabu 20 Agustus 2025.
Kwik juga menyoroti kredit Rp52,7 triliun yang diambil oleh Grup Salim, mantan pemegang saham BCA, di bank swasta terbesar RI tersebut.
Baca Juga: Bisa Bicara Banyak Bahasa! Meta Uji Coba Fitur AI Penerjemah Reels dengan Lip Sync Realistis
Ia menggarisbawahi bahwa ketika 92,8% saham BCA dimiliki oleh pemerintah, utang keluarga Salim beralih menjadi utang kepada pemerintah.
Karena tidak memiliki cukup dana tunai, penyelesaian dilakukan melalui skema Pelunasan Kewajiban Pemegang Saham (PKPS) dalam bentuk Master Settlement and Acquisition Agreement (MSAA).
Melalui skema itu, Grup Salim menyetor uang tunai Rp100 miliar serta menyerahkan 108 perusahaan.
Hasil penilaian atas aset perusahaan menggunakan jasa Danareksa, Bahana dan Lehman Brothers mengeluarkan angka Rp51,9 triliun. Sehingga utang Grup Salim ke BCA dianggap lunas.
Sementara itu, hasil penilaian Price Waterhouse Coopers (PwC) menunjukkan nilai skema tersebut hanya sekitar Rp20 triliun.
Baca Juga: AirAsia Tutup Penerbangan Bali–Cairns Mulai 19 September 2025
Perbedaan signifikan dari penilaian konsorsium Danareksa-Bahana-Lehman dengan PwC disebut terjadi karena perbedaan pandangan makroekonomi.
Pada saat itu, Bahana, Danareksa dan Lehman Brothers ditugasi menilai dengan asumsi "Pandangan yang positif tentang hari depan ekonomi Indonesia dan lingkungan politik yang normal" (normalised economic and political scenarios).
Artinya dihasilkan angka premium imbas dari going concern dalam lingkungan ekonomi makro yang bagus.
Sementara PwC ditugasi dengan asumsi dan TOR yang intinya berbunyi: "harus dijual dalam waktu antara 8 dan 10 minggu", dengan "transaksi penjualan dilakukan antara pembeli yang mau membeli tetapi ogah-ogahan, dan penjual yang mau menjual tapi ogah-ogahan" (willing but not anxious).
Meski ada perbedaan signifikan terkait penilaian tersebut, akhirnya pemerintah pada saat itu menerima Rp20 triliun dari nilai aset Rp52,8 triliun, sebagai pelunasan utang keluarga Salim. Artinya, recovery rate sekitar 34%.Pada tahun 2002, Presiden Megawati sepakat menjual 51% saham BCA kepada publik.
Baca Juga: AirAsia Tutup Penerbangan Bali–Cairns Mulai 19 September 2025
Artikel Terkait
Dicuekin KPK, Ekonom Senior Desak Prabowo Bongkar Skandal BLBI dan Penjualan Saham BCA
BLBI dan Saham BCA, Negara Rugi Rp87,99 T, DPR Penasaran: Pengusutan Ulang Harus Dilakukan!
Pengamat: BCA Penikmat Terbesar BLBI, Publik Berhak Tahu Kebenarannya
Skandal Penjualan Saham BCA Soal Utang BLBI, Negara Rugi Hingga Rp78 Triliun
Geger Kasus Utang BLBI BCA ke Negara, Ekonom: Harus Diusut Lewat Proses Hukum yang Kredibel