Sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan akan memanfaatkan utang dalam negeri untuk menutup defisit anggaran di 2026.
Adapun, dalam RAPBN 2026 pemerintah masih akan mencatat defisit Rp638,8 triliun, atau 2,48 persen dari produk domestik bruto (PDB).
Defisit anggaran ini lantaran belanja pemerintah Rp3.786,5 triliun di tahun depan masih lebih besar dibanding target pendapatan negara sebesar Rp3.147,7 triliun.
Baca Juga: Kuis Online Memang Seru, Tapi Bisa Menjebak! Ini Rahasia Main Aman Anti Rugi
Ani, sapaannya menyebutkan, angka defisit 2,48 persen dalam RAPBN 2026 turun dibandingkan outlook 2025 sebesar 2,78 persen.
Pemerintah akan melakukan penarikan utang dengan penuh kehati-hatian.
Kata dia, pemerintah juga lebih memprioritaskan penarikan utang dari dalam negeri.
"Kita akan menggunakan terutama sumber utang dalam negeri untuk menjaga keamanannya," katanya saat Konferensi Pers RAPBN 2026 dan Nota Keuangan di Jakarta, Jumat 15 Agustus 2025.
Ani menambahkan, rasio utang Indonesia tak pernah berubah dalam tiga tahun terakhir yang mencapai 39,96 persen terhadap PDB Indonesia.
"Rasio utang masih di 39,96 persen," ucapnya.***
Artikel Terkait
Plesiran ke Luar Negeri saat Laba Turun dan Utang Naik Rp711 T, CBA Dorong Kejagung Periksa Dirut PLN Darmawan Prasodjo
Kumpulan Kutipan Viral Mendiang Kwik Kian Gie, Ekonom Antiliberal dan Utang
Soroti Utang PT PLN yang Bertambah tapi Laba Turun, CBA: Dirutnya Layak Dicopot
Jadi Wakapolri, Harta Komjen Dedi Prasetyo Rp11,1 M: Land Cruiser, Tanah di 4 Kota, Nggak Punya Utang
Utang Luar Negeri Indonesia Tetap Sehat, Rasio ke PDB Turun Jadi 30,5 Persen