KONTEKS.CO.ID - Kesepakatan tarif dagang antara Amerika Serikat dan Indonesia diperkirakan menurunkan harga Indomie dan mi instan lainnya.
Kesepakatan yang disebut Gedung Putih sebagai “kesepakatan dagang bersejarah” ini menghapus tarif Indonesia atas lebih dari 99 persen barang AS, termasuk gandum yang menjadi bahan utama mi instan.
Sementara, AS akan menurunkan tarif yang dikenakan pada produk Indonesia dari rata-rata 32 persen menjadi 19 persen.
Baca Juga: Wow, Indomie Raup Laba Rp5,5 Triliun pada Semester Pertama 2025
Para pakar industri memperkirakan penghapusan tarif atas gandum AS akan menurunkan biaya produksi mi instan di Indonesia.
Dengan begitu merek seperti Indomie yang saat ini menjadi merek mi instan terbesar kedua di Asia setelah Nissin dari Jepang dapat bersaing lebih kompetitif.
Saat ini harga Indomie ada di kisaran lebih dari Rp3.000 per bungkus.
Andry Satrio, peneliti ekonomi dan keuangan di Jakarta, mencatat industri makanan dan minuman masih dalam tahap pemulihan pascapandemi dan penurunan biaya bahan baku bisa mendorong pertumbuhan.
“Situasi ini diharapkan memperkuat posisi Indonesia di pasar internasional,” ucap Andry.
Namun, sebagian pihak mengkritik kesepakatan dagang ini sebagai bentuk eksploitasi, karena dinilai terlalu menguntungkan AS dan berpotensi mengancam perekonomian nasional.
Baca Juga: Indofood Jelaskan Latar Belakang Produk Indomie Ditarik Otoritas Pangan Australia
Menko Perekonomian, Airlangga Hartarto, membela kesepakatan tersebut dengan menekankan penurunan tarif yang diberikan AS untuk produk Indonesia merupakan konsesi yang signifikan.
Barang-barang seperti minyak sawit mentah, kakao, dan karet yang tidak diproduksi di AS akan memperoleh keringanan tarif yang bahkan lebih rendah.
Artikel Terkait
Bahaya Mi Instan yang Mengandung Etilen Oksida atau Tak Mencantumkan Kandungan Alergen
Apakah Air Rebusan Mi Instan Aman untuk Dikonsumsi? Ini Penjelasan dari Ahli Gizi
Mi Instan, Biskuit, dan Wafer dari Indonesia Mulai Laris di Brasil
Tarif Indonesia ke AS Turun Jadi 19 Persen, Harga Tempe dan Mi Instan Belum Tentu Turun