• Senin, 22 Desember 2025

Tarif Ekspor Minyak Sawit Indonesia ke Uni Eropa Ditetapkan Nol Persen

Photo Author
- Rabu, 30 Juli 2025 | 18:06 WIB
Kebun Sawit (unsplash.com)
Kebun Sawit (unsplash.com)

KONTEKS.CO.ID - Uni Eropa dan Indonesia, dalam kerangka perjanjian perdagangan yang telah disepakati, sepakat mengizinkan pasokan minyak sawit Indonesia dengan tarif bea masuk nol persen.

Kedua pihak baru-baru ini menyelesaikan Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif (Comprehensive Economic Partnership Agreement/CEPA).

Meski Uni Eropa sebelumnya membatasi impor minyak sawit sesuai dengan Peraturan Uni Eropa tentang Deforestasi (EU Deforestation Regulation/EUDR) yang mulai berlaku akhir 2025 untuk perusahaan menengah dan besar.

Awalnya, Uni Eropa sempat menolak untuk memasukkan minyak sawit dalam perjanjian tersebut sama sekali.

Baca Juga: RI Beli 48 Jet Tempur KAAN Rp162 Triliun, Turki Pecah Rekor Ekspor Militer! Ini Dampaknya Buat Indonesia

Namun akhirnya mengakui Eropa sangat membutuhkan komoditas ini.

Melalui perjanjian CEPA, akan ditetapkan kuota untuk volume minyak sawit Indonesia yang dapat diekspor ke Uni Eropa dengan tarif bea masuk nol persen, sementara ekspor yang melebihi kuota akan dikenakan bea masuk 3 persen.

“Kuota ini akan berlaku untuk minyak sawit mentah dan minyak inti sawit. Dan tarif 3 persen jauh lebih rendah dibanding tarif 19 persen yang dikenakan Amerika Serikat terhadap kami,” begitu pengumuman dari Kementerian Perekonomian Indonesia.

Pasokan bebas bea ke Uni Eropa ini diperkirakan akan meningkatkan persaingan di pasar minyak nabati dan menekan harga minyak lobak dan minyak bunga matahari.

Baca Juga: Tingkatkan Daya Saing UMKM Lokal di Pasar Global, BRI Peduli Gelar Lagi Pelatihan Ekspor

Dalam CEPA, sekitar 80 persen ekspor Indonesia ke Uni Eropa akan dikenakan tarif bea masuk nol persen.

Menurut data Uni Eropa, total nilai perdagangan antara Indonesia dan Uni Eropa sepanjang 2024 mencapai 27,3 miliar euro atau sekitar USD31,9 miliar.

Kemajuan ini menjadi angin segar di tengah ketegangan perdagangan global, terutama sejak dimulainya kebijakan proteksionis Presiden AS Donald Trump.

Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen mengakui Uni Eropa kini berusaha mendiversifikasi pasar menyusul kebijakan dagang terbaru dari pemerintahan Trump.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Ari DP

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Stok Aman, Pemerintah Putuskan Stop Impor Beras 2026

Sabtu, 20 Desember 2025 | 15:45 WIB
X