KONTEKS.CO.ID - Indonesia, produsen dan pengekspor minyak sawit mentah (CPO) terbesar di dunia, Rabu pekan lalu, menyatakan keinginan agar India menerapkan kebijakan impor minyak nabati yang lebih dapat diprediksi.
Minyak nabati adalah minyak sayur yang berarti minyak yang merupakan hasil ekstraksi dari bagian tumbuh-tumbuhan seperti biji, daun atau buah
“Kita sama-sama negara dengan populasi besar dan memiliki pasar domestik yang luas,” kata Dubes Indonesia untuk India, Ina Hagniningtyas Krisnamurthi, seperti dikutip dari Financial Express.
Ia menyebut pentingnya keterbukaan dalam memahami kebijakan pengelolaan stok masing-masing negara.
Baca Juga: Dipancing Diskon, Ekspor Minyak Sawit Indonesia Melonjak 53 Persen
Selain itu juga berharap agar kebijakan yang lebih pasti bisa tidak menghambat perdagangan minyak sawit itu sendiri.
“Dengan perubahan iklim yang semakin sering terjadi, kami memahami Pemerintah India akan menetapkan kebijakan tertentu, sebagaimana kami juga menetapkan kebijakan berdasarkan cuaca dan hasil panen,” jelas Dubes Ina.
Pernyataan itu merujuk pada bea masuk India serta kebijakan pembatasan ekspor oleh Indonesia.
Sebagai informasi, pada 30 Mei lalu, India memangkas bea masuk efektif (termasuk bea pokok dan cess) untuk tiga jenis minyak nabati dari 27,5 persen menjadi 16,5 persen.
Baca Juga: Kejagung Kembali Sita Uang Rp1,3 Triliun dalam Kasus CPO, Lihat Penampakannya
Kebijakan ini diterapkan sejak September tahun lalu untuk meredam lonjakan harga minyak goreng.
Sementara, sejak Mei 2025, Indonesia menaikkan bea ekspor CPO (minyak sawit) dari 7,5 persen menjadi 10 persen.
Kenaikan itu guna mendanai program biodiesel dan inisiatif replanting (penanaman ulang).
Baca Juga: Pemerintah Menaikkan Harga Acuan Minyak Kelapa Sawit Mentah Jadi Rp14,2 Juta per Ton
Artikel Terkait
Sektor Sawit Indonesia Bukukan Investasi Rp15,26 Triliun pada Kuartal Pertama 2025
Indonesia Bidik Pasar Ekspor Baru untuk Komoditas Sawit, Respons Konflik India dan Pakistan
Ekonomi Dunia Boleh Lesu, tapi Penjualan Perusahaan Kelapa Sawit Haji Isam Hampir Rp1 Triliun di Kuartal I 2025
Jepang Tingkatkan Impor Biomassa Indonesia, Komitmen Rp1 Triliun untuk Cangkang Sawit dan Serbuk Kayu