KONTEKS.CO.ID - Ekspor minyak sawit mentah dan olahan Indonesia melonjak 53 persen pada Mei 2025 dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Data dari Badan Pusat Statistik atau BPS menunjukkan lonjakan ini terjadi karena harga sawit mulai diperdagangkan lebih murah dibanding minyak nabati pesaing.
Situasi itu membuat meningkatkan permintaan dari negara pembeli utama.
Peningkatan ekspor dari Indonesia, produsen minyak sawit terbesar dunia, diperkirakan akan menurunkan stok dalam negeri dan menopang harga global.
Baca Juga: Sedih, Ekspor Sawit Indonesia Turun 39 Persen, Uni Eropa Masih Jadi Ganjalan
Sebelumnya, harga sawit sempat turun hingga berada di bawah harga minyak kedelai.
Itu setelah sebelumnya sempat lebih tinggi pada awal tahun.
Menurut data, volume ekspor minyak sawit Indonesia pada Mei mencapai 1,88 juta metrik ton, naik dari 1,23 juta ton pada Mei tahun lalu.
Sementara secara nilai, ekspor melonjak hampir 71 persen menjadi USD1,85 miliar atau sekitar Rp30,5 triliun.
Baca Juga: Dibabat buat Lahan Kelapa Sawit dan Permukiman, Taman Nasional Tesso Nilo Coba Dipulihkan
Selama periode Januari hingga Mei 2025, total ekspor minyak sawit mentah dan olahan Indonesia mencapai 8,3 juta ton, naik dari 8,01 juta ton pada periode yang sama tahun lalu.
Namun, data ini tidak mencakup ekspor minyak inti sawit, oleokimia, dan biodiesel.
Asosiasi Minyak Sawit Indonesia (GAPKI) biasanya merilis data ekspor secara terpisah dan lebih lengkap, mencakup berbagai jenis produk sawit lainnya dengan angka yang bisa berbeda.
Kepala riset Sunvin Group, Anilkumar Bagani, mengatakan lonjakan ekspor pada Mei didorong oleh permintaan kuat dari India dan kawasan Asia Selatan.
Artikel Terkait
Mengungkap Sepak Terjang Wilmar Group: Dari Raksasa Sawit hingga Terseret Kasus Suap Hakim
Sektor Sawit Indonesia Bukukan Investasi Rp15,26 Triliun pada Kuartal Pertama 2025
Ekonomi Dunia Boleh Lesu, tapi Penjualan Perusahaan Kelapa Sawit Haji Isam Hampir Rp1 Triliun di Kuartal I 2025
Jepang Tingkatkan Impor Biomassa Indonesia, Komitmen Rp1 Triliun untuk Cangkang Sawit dan Serbuk Kayu
Wilmar Group Kembalikan Rp11,8 Triliun ke Negara, Siapa Sebenarnya Raksasa Sawit Ini?