KONTEKS.CO.ID - Nilai tukar rupiah diperkirakan tertekan di awal perdagangan pekan ini, Senin 7 Juli 2025.
Pelemahan mata uang rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) sudah terlihat sejak pembukaan pasar pagi hari.
Menurut data Bloomberg, rupiah turun sebesar 0,32 persen atau melemah 52 poin, dan kini berada di level Rp16.237 per dolar AS.
"Tekanan terhadap rupiah tampaknya masih berlanjut hari ini. Hal ini dipicu oleh pernyataan Presiden Trump akhir pekan lalu yang mengisyaratkan potensi pemberlakuan tarif baru," ujar Ariston Tjendra, analis pasar uang dalam keterangan tertulis pagi ini.
Baca Juga: Terjerat Utang Triliunan Rupiah, Sejarah Olympique Lyon Tercoreng: Pertama Kali Degradasi ke Ligue 2
Ia menambahkan komentar Trump ditujukan bagi negara-negara yang belum menjalin kesepakatan dagang dengan AS.
Rencana kenaikan tarif tersebut dikhawatirkan bakal berdampak buruk bagi ekonomi dan perdagangan global.
"Negara-negara yang selama ini bergantung pada ekspor ke AS akan menghadapi tantangan besar untuk mencari pasar alternatif," jelas Ariston.
Ia juga menyoroti situasi geopolitik yang kembali memanas di kawasan Timur Tengah setelah Israel kembali menggempur Yaman.
Baca Juga: Rupiah Sempat Tertekan Akibat Serangan Iran, Kini Menguat Tajam ke Level Rp16 Ribuan
"Ketegangan ini membuat investor enggan mengambil risiko di aset-aset berisiko," katanya.
"Dari dalam negeri, tekanan global turut menekan kinerja sektor industri."
Menurut Ariston, sektor manufaktur dalam negeri masih berada dalam zona kontraksi.
Baca Juga: The Fed Tahan Suku Bunga Acuan, Rupiah Tertekan dan Potensi Melemah
Artikel Terkait
Nilai Tukar Rupiah Menguat 38 Poin di Tengah Gejolak Global
IHSG Menguat Tipis Jelang Libur Panjang, Investor Waspada Sentimen Global
Donald Trump Ingin Ganti Ketua The Fed, Serukan Pemangkasan Suku Bunga
IHSG Loyo Diterpa Aksi Jual Asing, Sektor Manufaktur Jadi Sumber Kekhawatiran Baru