KONTEKS.CO.ID - Nilai tukar rupiah mencatat penguatan terhadap USD atau Dolar AS pada penutupan perdagangan sore Senin 16 Juni 2025.
Berdasarkan data Bloomberg, mata uang Indonesia naik sebesar 0,24 persen atau 38 poin ke posisi Rp16.265 per dolar AS.
Penguatan rupiah terjadi di tengah meningkatnya ketegangan geopolitik, terutama di kawasan Timur Tengah.
Ketegangan meningkat setelah Iran melancarkan serangan balasan terhadap Israel sepanjang akhir pekan lalu.
Baca Juga: Perang Israel dan Iran Bisa Terus Menekan Nilai Tukar Rupiah
“Pertemuan para pemimpin G7 kemarin menyoroti potensi meluasnya konflik menjadi perang regional,” ujar Analis Pasar Uang Ibrahim Assuaibi.
Situasi ini juga menimbulkan kekhawatiran terkait potensi gangguan di Selat Hormuz.
Itu adalah jalur pelayaran strategis yang dilalui sekitar 20 persen konsumsi minyak global.
Saat ini, sekitar 18 hingga 19 juta barel per hari minyak, kondensat, dan produk olahan energi melewati selat tersebut, yang secara strategis berada dalam pengaruh Iran.
Baca Juga: Rupiah Tertekan! Apa Penyebabnya dan ke Mana Arah Kurs ke Depan?
Ibrahim juga mencatat pelaku pasar kini tengah menanti arah kebijakan dari sejumlah bank sentral utama dunia.
Termasuk Bank of Japan, Bank of England, Swiss National Bank, dan People’s Bank of China.
Dari sisi data ekonomi, produksi industri Tiongkok pada Mei tercatat sedikit melambat dari ekspektasi.
Namun, penjualan ritelnya justru tumbuh melampaui perkiraan.
Artikel Terkait
Google ‘Eror’ Tampilkan Nilai Tukar Dolar Rp8.170, Ahli Ungkap Bahayanya
Alarm Bahaya Menyala, Nilai Tukar Rupiah di Luar Negeri Sudah Tembus Rp17.200 per Dolar AS