KONTEKS.CO.ID - Harga saham Gudang Garam menurun drastis. Salah satu perusahaan rokok terbesar di Indonesia, kini tengah menghadapi tekanan berat dari berbagai sisi.
Selain harga saham yang anjlok, performa keuangan juga menurun drastis menjadi penanda masa sulit bagi produsen rokok yang berbasis di Kediri, Jawa Timur ini.
Melansir dari data Keterbukaan Informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), kinerja keuangan Gudang Garam anjlok dalam beberapa tahun terakhir.
Baca Juga: Kasus Korupsi MPR, KPK Spill Satu Tersangka Gratifikasi, Saksinya Dua Pejabat Sekretariat Jenderal
Sepanjang 2024 perusahaan hanya membukukan laba bersih sebesar Rp980,8 miliar turun 81,57 persen dibandingkan dengan laba pada 2023 yang mencapai Rp5,32 triliun.
Gudang Garam beralasan penurunan ini didorong oleh sejumlah faktor terutama meningkatnya tarif cukai rokok.
Selain itu, Gudang Garam juga harus bersaing dengan perusahaan rokok menengah dan kecil yang mampu menawarkan produk dengan harga lebih terjangkau.
Kinerja keuangan yang melemah turut menyeret nilai saham GGRM.
Baca Juga: Kasus Korupsi MPR, KPK Spill Satu Tersangka Gratifikasi, Saksinya Dua Pejabat Sekretariat Jenderal
Kronologi Anjloknya Saham Gudang Garam
23 Juni 2025
Pada penutupan pasar, harga saham GGRM kembali menyentuh titik terendah yakni sebesar Rp8.650 per saham.
Bila dihitung sejak awal 2025, harga saham produsen rokok ini sudah rontok 33,97 persen.
Harga saham GGRM pada penutupan ini bahkan lebih rendah saat pertama kali saham produsen rokok ini ditawarkan kepada publik.
Baca Juga: Biodata Ustaz Khalid Basalamah, Diperiksa KPK Terkait Dugaan Korupsi Kuota Haji
Ketika itu, pada 1990, harga saham perdana Gudang Garam sebesar Rp10.250 per saham.
Artikel Terkait
Kebakaran Pabrik PT Gudang Garam di Kediri, Produksi Rokok Dipastikan Tak Terdampak
Ditangani Bareskrim, Kasus Kredit Macet Bank OCBC NISP Seret Bos Gudang Garam