KONTEKS.CO.ID - Konsumsi kopi global tumbuh sebesar 2,2 persen per tahun, dengan permintaan diperkirakan mencapai 300 juta kantong pada 2050.
Namun, industri kopi menghadapi tantangan sistemik dan lingkungan yang mengancam keberlanjutan produksi.
Kopi merupakan komoditas penting dalam perdagangan pertanian dengan nilai ekspor global mencapai USD38 miliar atau sekitar Rp620 triliun.
Produksi kopi meningkat 50 persen dalam 20 tahun terakhir, meski ada kesenjangan dalam rantai nilai.
Itu khususnya soal pendapatan dan kerentanan terhadap perubahan iklim, masih besar.
Baca Juga: Ekspor Kopi Dunia Menurun, Indonesia dan Vietnam Tetap Tumbuh di Tengah Krisis Global
Produksi dan Ekspor Kopi
Sekitar 70 negara memproduksi kopi, dengan Brasil, Vietnam, Kolombia, Indonesia, dan Honduras menyumbang 75 persen dari total produksi global.
Arabika mencakup 60 persen dari produksi kopi dunia, dipimpin Brasil, diikuti Kolombia dan Ethiopia.
Produsen utama Robusta adalah Vietnam, Brasil, dan Indonesia.
Beberapa negara penghasil Arabika kini juga mulai menanam Robusta untuk meningkatkan daya saing.
Baca Juga: Umar Patek, Mantan Terpidana Bom Bali Kini Buka Kafe Kopi Ramu
Robusta memiliki hasil panen lebih tinggi dan ketahanan lebih baik, menjadikannya tanaman yang menarik, walau Arabika biasanya dihargai lebih tinggi.
Negara-negara seperti Panama, Kosta Rika, dan Kenya mampu memperoleh harga premium untuk Arabika, terutama di pasar kopi spesialti.
Ekspor kopi memberikan kontribusi besar terhadap PDB banyak negara, melalui penerimaan devisa dan pajak.
Artikel Terkait
Perbedaan Robusta dan Arabika
Kopi Robusta atau Arabica: Mana yang Miliki Kandungan Antioksidan Tinggi? Simak Ini agar Tidak Salah Pilih!