KONTEKS.CO.ID - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) dibuka melemah pada Selasa pagi, 3 Juni 2025.
Berdasarkan data pasar spot Bloomberg pada pukul 09.06 WIB, rupiah melemah 18 poin atau 0,11% ke level Rp16.271 per dolar AS.
Pelemahan ini terjadi usai rupiah sempat menguat cukup signifikan sehari sebelumnya.
Pada Senin, rupiah sempat menguat 73,5 poin ke posisi Rp16.253 per dolar AS.
Pelemahan kali ini tidak lepas dari tekanan sentimen domestik, terutama dari sektor manufaktur dan kinerja ekspor yang kurang menggembirakan.
Kontraksi PMI Manufaktur Jadi Sorotan
Salah satu penyebab utama tekanan terhadap rupiah adalah tren kontraksi pada Purchasing Managers’ Index (PMI) sektor manufaktur Indonesia.
Baca Juga: Pengelola TMII dan Pedagang Gelar Mediasi Usai Ricuh Larangan Berdagang, Polisi: Urusan Perut!
PMI manufaktur Indonesia pada Mei 2025 berada di level 47,4, menunjukkan sedikit perbaikan dibandingkan April yang tercatat di angka 46,7.
Namun, posisi ini masih berada di bawah angka 50 yang menandakan bahwa sektor tersebut masih mengalami kontraksi.
Data dari S&P Global menunjukkan bahwa penurunan ini disebabkan oleh turunnya volume produksi dan permintaan baru sejak April lalu.
Bahkan, penurunan pesanan baru pada Mei disebut sebagai yang terburuk dalam hampir empat tahun terakhir.
Baca Juga: Singgung Peran Megawati dan Hasto, Adian Napitupulu: PDIP Terpopuler karena Kepercayaan Rakyat
Artikel Terkait
Menteri Ara Sebut Kuota Rumah Subsidi Cetak Rekor, Ungkap Peran Besar Sufmi Dasco
Pembatalan dan Pembahasan Diskon Tarif Listrik 50 Persen Ternyata Tak Libatkan Kementerian ESDM
Titiek Soeharto Apresiasi Beras Surplus 4 Juta Ton, Ungkap Peluang Ekspor
Menteri UMKM: Teknologi Digital Terus Jadi Penggerak Pertumbuhan Ekonomi
Harga Emas Antam Naik Signifikan, Tembus Rp1,94 Juta Per Gram