KONTEKS.CO.ID – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memastikan pemerintah akan bersikap selektif dalam penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBD) 2026.
Hanya program dan kegiatan kementerian/lembaga (K/L) yang terbukti efisien dan efektif yang akan mendapatkan alokasi anggaran.
"Masih ada sekitar dua bulan menuju penyusunan APBN, sehingga kinerja dari Kementerian dan Lembaga serta langkah-langkah efisiensi yang mereka lakukan akan menjadi pertimbangan utama dalam menentukan pagu anggaran," ujar Sri Mulyani usai Rapat Paripurna ke-18 di DPR, Selasa 20 Mei 2025.
Baca Juga: Santer Kabar Eks Anggota Tim Mawar Letjen TNI Djaka Budi Utama Ditunjuk Jabat Dirjen Bea Cukai
Pemerintah, kata dia, akan memprioritaskan anggaran pada bidang-bidang tertentu yang membutuhkan afirmasi dan dapat mendukung pertumbuhan ekonomi makro secara optimal.
Pendekatan ini sejalan dengan Asta Cita 8, salah satu program prioritas Presiden Prabowo Subianto.
"Kami akan mengoptimalkan program-program yang dikembangkan oleh Kementerian dan Lembaga sesuai arahan Presiden," tambahnya.
Baca Juga: Jokowi Sebut Tudingan Ijazah Palsu Sudah Keterlaluan, Kasihan Jika Proses Hukum Berlanjut
Langkah selektif ini diharapkan dapat memastikan APBN 2026 lebih fokus pada program-program strategis yang memberikan dampak signifikan bagi pembangunan nasional.
Sebelumnya, dia menyampaikan soal target pertumbuhan ekonomi RI pada tahun 2026 mendatang.
Menurut perkiraannya, pertumbuhan ekonomi RI ada di angka 5,2 sampai 5,8 persen pada tahun 2026.
Angka tersebut masih sama dengan tahun lalu yakni 5,2 persen.
Dia menyebut, hal itu didorong dengan adanya stabilisasi harga, daya beli yang terjaga.
Artikel Terkait
Kontroversi Rapat Revisi UU TNI di Hotel Mewah Saat Efisiensi Anggaran, Koalisi Masyarakat Sipil: Seperti Tak Punya Rasa Malu
Puan Maharani: DPR RI Apresiasi Kebijakan Efisiensi Anggaran Pemerintah, Gunakan Uang Negara untuk Kesejahteraan Rakyat
BMKG Telat Informasikan Gempa di Bogor, Warganet Tuding Efisiensi Anggaran Prabowo Jadi Penyebabnya
Menkeu Sri Mulyani Bongkar Dampak Nyata Tarif Resiprokal Trump dalam Bentuk Rantai Pasok
Ekonomi Lesu di Awal 2025, Pemerintah Berkelit Bukan Hanya Akibat Efisiensi Anggaran