• Minggu, 21 Desember 2025

IHSG dan Rupiah Sama-Sama Melonjak: BI Umumkan Suku Bunga, M2 hingga Neraca Pembayaran Indonesia Kuartal I-2025

Photo Author
- Senin, 19 Mei 2025 | 07:30 WIB
Prediksi ahli ekonomi, pasar keuangan Indonesia akan volatile pekan ini karena banyaknya data ekonomi yang akan keluar. (Freepik/wirestock)
Prediksi ahli ekonomi, pasar keuangan Indonesia akan volatile pekan ini karena banyaknya data ekonomi yang akan keluar. (Freepik/wirestock)

Selain suku bunga acuan, tingkat suku bunga fasilitas simpanan (deposit facility) dan fasilitas pinjaman (lending facility) juga tetap dipertahankan masing-masing pada level 5,00% dan 6,50%.

Baca Juga: Bikin Bangga, Prabowo Resmikan Lapangan Forel dan Terubuk, Buatan 100 Persen TKDN Indonesia

Neraca Pembayaran Indonesia dan Transaksi Berjalan Kuartal I-2025

Pada Kamis, 22 Mei 2025, BI akan rilis perihal Neraca Pembayaran Indonesia kuartal I-2025 bersamaan dengan data transaksi berjalannya.

Pada kuartal IV-2024 silam, defisit transaksi berjalan Indonesia menyusut menjadi US$ 1,15 miliar, turun dari US$ 1,38 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya.

Hal ini merupakan defisit selama tujuh kuartal berturut-turut, namun menjadi yang terkecil dalam rangkaian tersebut, setara dengan 0,3% dari PDB nasional.

Secara tahunan, defisit transaksi berjalan melebar tajam sepanjang 2024 menjadi US$ 8,86 miliar (setara 0,6% PDB), dari US$ 2,04 miliar (0,1% PDB) pada 2023.

Penyebab utama pelebaran defisit adalah penurunan surplus perdagangan akibat permintaan eksternal yang lemah, sementara permintaan domestik tetap kuat. Meskipun demikian, angka tersebut masih berada dalam kisaran proyeksi Bank Indonesia, yaitu antara 0,1% hingga 0,9% dari PDB.

Baca Juga: Janji Dedi Mulyadi Bakal Kasih Rp600 Miliar untuk Siswa yang Tidak Diterima di Sekolah Negeri

M2 alias Uang Beredar

Pada Jumat, 23 Mei 2025, BI kembali akan merilis data uang beredar (M2) untuk periode April 2025.

Sebelumnya, jumlah M2 Maret 2025 tumbuh 6,1% yoy menjadi Rp 9.436,4 triliun. Pertumbuhan ini sedikit melambat dibandingkan bulan sebelumnya yang tercatat sebesar 6,2% YoY.

Dengan lebih banyak uang beredar, masyarakat dan bisnis memiliki akses lebih besar terhadap kredit dan likuiditas. Ini dapat mendorong investasi, konsumsi, dan ekspansi bisnis, yang berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi.***

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Rat Nugra

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Stok Aman, Pemerintah Putuskan Stop Impor Beras 2026

Sabtu, 20 Desember 2025 | 15:45 WIB
X