KONTEKS.CO.ID – Perekonomian Indonesia menunjukkan gejala pelemahan pada awal 2025. Ketidakpastian global yang dipicu perang dagang dan kebijakan tarif impor Presiden Amerika Serikat Donald Trump turut memperberat tekanan.
Namun, sejumlah ekonom menilai Indonesia belum akan jatuh ke jurang krisis.
Anggota Dewan Ekonomi Nasional (DEN), Chatib Basri, mengatakan bahwa kekhawatiran terhadap ancaman resesi global tidak serta-merta berdampak langsung ke Indonesia.
Baca Juga: Meme Mahasiswi ITB, Jokowi: Sudah Kebablasan, Kebangetan dan Jadi Bentuk Peringatan
"Jadi, tidak perlu khawatir dengan kemungkinan terjadinya resesi," ujar Chatib dalam Kuliah Umum di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (FEB UI), dikutip Kamis 15 Mei 2025.
Menurut mantan Menteri Keuangan itu, ketahanan Indonesia bukan semata hasil kebijakan ekonomi, tetapi juga karena rendahnya keterkaitan ekonomi domestik dengan perekonomian global.
"Ada dua hal: good policy response dan good luck. Ini bukan hasil desain, tapi karena daya saing kita yang rendah. Kita tidak cukup kompetitif dan kurang terintegrasi dengan dunia, akibatnya dampaknya juga minim," ujarnya.
Baca Juga: Bela Jokowi, Megawati Soekarnoputri Tegaskan Ijazah Itu Asli, Projo: Saatnya Tegur Para Penuduh
Minimnya integrasi tersebut tercermin dari rasio ekspor terhadap produk domestik bruto (PDB) Indonesia yang hanya sekitar 25%.
Angka ini jauh lebih kecil dibandingkan Singapura (180%), Vietnam (79%), atau Thailand (60%).
"Jangan kaget jika pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini akan lebih tinggi dibandingkan Vietnam atau Singapura, karena kontribusi ekspor kita terhadap PDB jauh lebih kecil," tambah Chatib.
Baca Juga: Lawson Indonesia Dicaplok Alfamart yang Rela Rogoh Rp200,4 M, Djoko Susanto Makin Tajir
Dana Moneter Internasional (IMF) juga memperkirakan hal serupa. Dalam laporan World Economic Outlook edisi April 2025, IMF merevisi proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia dari 5,1% menjadi 4,7% untuk 2025-2026.
Sementara itu, ekonomi Vietnam yang lebih terpapar pada perdagangan global diproyeksikan turun tajam dari 7,1% pada 2024 menjadi 5,2% tahun ini, dan 4% pada 2026.
Artikel Terkait
Resesi Mengintai? Ini Kondisi Terkini Ekonomi Indonesia
Ekonomi Lesu di Awal 2025, Pemerintah Berkelit Bukan Hanya Akibat Efisiensi Anggaran
Perputaran Uang di Sirnas Bulu Tangkis Mampu Menggerakkan Roda Ekonomi
Varietas Kentang di Indonesia Punya Nilai Ekonomi Tinggi, Bisa Jadi Industri yang Menguntungkan
Ekspor Anjlok, Rupiah Goyang! Apindo: Kombinasi Masalah Ini Bikin Ekonomi Tambah Tertekan!