• Minggu, 21 Desember 2025

Tren Liburan ke Luar Negeri, Hotel Lokal Sepi dan Okupansi Menurun, PHRI Desak Pemerintah Bentuk Tourism Board Independen

Photo Author
- Rabu, 14 Mei 2025 | 09:45 WIB
Hotel sepi (generated by chatgpt)
Hotel sepi (generated by chatgpt)

KONTEKS.CO.ID - Meski kalender awal tahun dipenuhi dengan hari libur nasional dan cuti bersama, tingkat penghunian kamar (TPK) hotel di berbagai daerah justru menunjukkan tren stagnan, bahkan menurun.

Data Badan Pusat Statistik (BPS) untuk kuartal I-2025 mencatat bahwa tidak ada lonjakan signifikan dalam okupansi hotel.

Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI), Hariyadi Sukamdani, menyebut fenomena ini sebagai cerminan lemahnya daya beli masyarakat.

“Banyak orang memilih menahan belanja. Menjelang tahun ajaran baru, liburan di hotel bukan prioritas,” kata dia dalam Investor Daily Special, Senin, 12 April 2025.

Baca Juga: Koalisi Masyarakat Sipil Desak Dibentuk Tim Pencari Fakta Terkait Tragedi Ledakan Amunisi TNI di Garut

Cuti Bersama Tak Berdampak, Preferensi Wisatawan Bergeser

Menurut Hariyadi, tren ini disebabkan oleh berbagai faktor yang saling berkait. Salah satunya, banyak perusahaan kini tidak lagi mengikuti kebijakan cuti bersama.

Jatah cuti disimpan untuk kebutuhan lain, menyebabkan mobilitas wisatawan domestik tetap terbatas meski ada hari libur.

Ia juga menyoroti pergeseran preferensi wisatawan. Tiket pesawat ke destinasi populer seperti Bali sempat ludes saat libur panjang, tetapi okupansi hotel berbintang tak ikut terdongkrak.

“Orang datang ke Bali, tapi tinggalnya di vila atau apartemen sewaan. Lebih murah, lebih fleksibel, dan sesuai gaya liburan anak muda sekarang,” katanya.

Baca Juga: Jokowi Diharapkan Maju Jadi Calon Ketua Umum PSI, Kaesang Bakal Ngalah atau Ikutan Daftar Calon Ketum?

Liburan ke Luar Negeri, Hotel Lokal Sepi

Meningkatnya minat warga Indonesia untuk bepergian ke luar negeri turut memperburuk keadaan. Negara-negara seperti Thailand, Jepang, dan Korea menjadi primadona baru, didorong promosi wisata yang masif dan harga tiket pesawat yang kompetitif.

“Indonesia kalah dalam promosi. Mereka (negara tetangga) agresif secara digital, kita malah pasif,” ujar Hariyadi.

Rapat Pemerintah dan Tiket Mahal Tak Lagi Menolong

Faktor lain yang menekan okupansi hotel adalah berkurangnya kegiatan pemerintahan. Banyak kementerian dan lembaga memangkas agenda rapat dan seminar tatap muka di hotel untuk efisiensi anggaran.

Padahal, aktivitas ini selama ini menjadi salah satu penopang utama okupansi hotel di luar destinasi wisata.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Rat Nugra

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Stok Aman, Pemerintah Putuskan Stop Impor Beras 2026

Sabtu, 20 Desember 2025 | 15:45 WIB
X