“Juga demo-demo yang dilakukan mahasiswa terkait RUU Dwi Fungsi ABRI juga dapat mengirimkan sinyal terkait kondisi politik yang tidak kondusif dan terakhir penetapan tarif oleh Amerika Serikat kepada Indonesia sebesar 32 persen,” kata Farouk lagi.
Dia menambahkan, kondisi-kondisi yang terjadi saat ini menunjukkan bahwa dasar perekonomian Indonesia lemah. Padahal ekonomi yang mempunyai fundamental yang kuat, nilai tukar mata uangnya tidak akan mudah jatuh karena isu-isu temporal ekonomi dan politik, maupun dampak dari faktor eksternal.
“Kenyataannya sebenarnya sekarang ini mata uang dolar sedang jatuh dalam melawan harga emas maupun perak. Tetapi ternyata nilai tukar rupiah lebih lemah lagi ketika berhadapan dengan dolar Amerika,” katanya.***
Artikel Terkait
Israel Bekukan Pajak Palestina Rp16,5 Triliun, Warga Palestina Hadapi Krisis Ekonomi Akut!
Resesi Mengintai? Ini Kondisi Terkini Ekonomi Indonesia
AS Gerakkan Senjata Ekonomi Lagi, Siap Hantam Negara yang Impor Minyak Venezuela!
Dorong Hilirisasi Obat Herbal, Kementan dan BPOM Targetkan Sumbangan Rp300 Triliun ke Ekonomi
Ekonomi RI di Ujung Tanduk? Ada Anomali Jelang Lebaran 2025 Jadi Sinyal Bahaya