KONTEKS.CO.ID - Sekretaris Jenderal atau Sekjen PBB Antonio Guterres memperingatkan bahwa "tidak ada yang menang dalam perang dagang," kata juru bicaranya pada Jumat lalu.
Di tengah penolakan yang meluas, Presiden AS Donald Trump pada Rabu menandatangani perintah eksekutif mengenai apa yang disebut "tarif timbal balik".
Itu adalah memberlakukan tarif dasar minimum sebesar 10 persen dan tarif lebih tinggi terhadap beberapa mitra dagang tertentu.
Ketika ditanya tentang komentar Guterres mengenai kebijakan tarif terbaru dari Gedung Putih, Stephane Dujarric, juru bicara sekretaris jenderal PBB.
Ia mengatakan bahwa "dalam perang dagang, tidak ada yang menang."
"Kekhawatiran kami saat ini adalah dengan negara-negara yang paling rentan yang paling kurang siap untuk menghadapi situasi saat ini," kata juru bicara tersebut.
Dia mencatat bahwa Tujuan Pembangunan Berkelanjutan PBB akan terpengaruh "secara negatif" oleh perang dagang global.
Konferensi PBB tentang Perdagangan dan Pembangunan (UNCTAD) memperingatkan dalam sebuah pernyataan pada Jumat bahwa tarif yang diberlakukan Amerika Serikat akan merugikan negara-negara rentan.
Ia menambahkan bahwa "sistem perdagangan global sedang memasuki fase kritis -- yang mengancam pertumbuhan, investasi, dan kemajuan pembangunan, terutama bagi ekonomi yang paling rentan," karena ekonomi besar diperkirakan akan memberlakukan tarif baru yang luas.
Artikel Terkait
Dampak Tarif Trump: Saham Otomotif Rontok, Ribuan Pekerja Terancam PHK
Indonesia Disebut Akan Banjir Barang dari China Imbas Kebijakan Tarif Trump