• Minggu, 21 Desember 2025

Bursa Karbon RI Ungguli Jepang dan Malaysia, Transaksi Jadi Buktinya

Photo Author
- Rabu, 26 Februari 2025 | 03:00 WIB
Emisi karbon di Indonesia lebih diminati ketimbang Malaysia dan Jepang. (Tangkapan layar Unsplash)
Emisi karbon di Indonesia lebih diminati ketimbang Malaysia dan Jepang. (Tangkapan layar Unsplash)

KONTEKS.CO.IDIndonesia mencatat pencapaian besar dalam perdagangan karbon! Dengan volume transaksi mencapai 1,5 juta ton CO2 equivalent, bursa karbon RI melampaui Jepang dan Malaysia yang masih tertinggal jauh. Seberapa besar potensinya?

Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif, dan Bursa Karbon, Inarno Djajadi, menyatakan bahwa perdagangan bursa karbon Indonesia berkembang pesat dibandingkan negara-negara lain yang baru meluncurkan skema serupa.

"Kita lihat bahwa perdagangan karbon di Indonesia cukup maju dibandingkan Jepang dan Malaysia," ujarnya dalam rapat bersama Komisi XI di Gedung DPR RI, Selasa 25 Februari 2025.

Baca Juga: Mengenal Bitcoin: Cara Kerja, Sejarah, dan Negara yang Mengadopsinya

Perbandingan Data Bursa Karbon RI vs Jepang dan Malaysia

Berdasarkan data per 24 Februari 2025, volume transaksi bursa karbon Indonesia tercatat mencapai 1.557.000 ton CO2 equivalent dengan nilai transaksi mencapai Rp76,56 miliar.

Angka ini jauh lebih tinggi dibandingkan Jepang yang hanya mencatat 768.000 ton dan Malaysia dengan 200.000 ton.

Jumlah pengguna jasa perdagangan karbon di Indonesia juga meningkat signifikan, dari sebelumnya hanya 16 pengguna menjadi 107 pengguna jasa. Selain itu, jumlah unit karbon yang dapat diperdagangkan kini mencapai 2.242.000 ton.

Baca Juga: Puluhan Oknum TNI Serang dan Rusak Markas Polres Tarakan, SETARA Institute: Premanisme dan Manifestasi Jiwa Korsa yang Keliru dan Memalukan

Siapa Pemain Utama di Pasar Karbon RI?

Sejauh ini, proyek yang terdaftar dalam bursa karbon Indonesia melibatkan tujuh perusahaan besar, antara lain:

  • PT Pertamina Geothermal Energy (1 proyek)
  • PLN Nusantara Power & PLN Indonesia Power (PLN Group)

Proyek-proyek ini masuk dalam kategori technology-based solution dan berasal dari sektor energi, yang menunjukkan peran besar industri dalam upaya pengurangan emisi karbon.

Baca Juga: Persijap Promosi ke Liga 1 Usai Menang atas PSPS di Play-off Promosi, Leo Lelis Jadi Penentu Kemenangan

Potensi Indonesia di Pasar Karbon Global

Sejak perdagangan karbon internasional dibuka pada 20 Januari 2025, Indonesia telah mengotorisasi 1.780.000 ton CO2 equivalent untuk perdagangan lintas negara.

Meski transaksi internasionalnya masih tergolong kecil (49.545 ton CO2 equivalent), peluang bagi Indonesia untuk menjadi pusat perdagangan karbon global tetap terbuka lebar.

"Dengan pencapaian ini, Indonesia tidak hanya unggul di Asia Tenggara, tetapi juga berpotensi menjadi pusat perdagangan karbon dunia di masa depan," pungkas Inarno.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Iqbal Marsya

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Stok Aman, Pemerintah Putuskan Stop Impor Beras 2026

Sabtu, 20 Desember 2025 | 15:45 WIB
X