Portugal sebelumnya dikenal menerapkan kebijakan migrasi yang relatif terbuka di Eropa, terutama pada masa pemerintahan Partai Sosialis.
Kebijakan tersebut mendorong masuknya pekerja migran asal Asia yang banyak mengisi sektor perikanan, pertanian, dan perhotelan.
Namun, dinamika politik di negara itu berubah seiring menguatnya sentimen antiimigran.
Hal tersebut tercermin dari meningkatnya dukungan terhadap partai sayap kanan Chega, yang pada pemilu tahun ini berhasil menggantikan Partai Sosialis sebagai oposisi utama.***