dunia

Pertempuran Thailand vs Kamboja Meluas di Sepanjang Perbatasan yang Disengketakan

Selasa, 9 Desember 2025 | 11:44 WIB
Kendaran lapis baja pengangkut pasukan Thailand dikabarkan memasuki perbatasan Kamboja. (Foto: X.com Clash Report)

KONTEKS.CO.ID – Pertempuran antara militer Thailand dan Kamboja di wilayah perbatasan semakin meluas tak terkendali.

Thailand mengatakan, pihaknya hari ini mengambil tindakan untuk mengusir pasukan Kamboja dari wilayahnya. Tindakan itu seiring dengan merebaknya kembali pertempuran antara kedua negara tetangga Asia Tenggara tersebut di sepanjang perbatasan yang disengketakan.

Masing-masing pihak saling menyalahkan atas bentrokan tersebut, yang telah menggagalkan gencatan senjata rapuh yang ditengahi oleh Presiden AS Donald Trump. Perjanjian yang mengakhiri pertempuran selama lima hari pada bulan Juli lalu.

Baca Juga: The Price of Confession: Guru Seni Dituduh Bunuh Suami, Misteri Psikologis, dan Thriller, Bikin Penasaran!

Kementerian Pertahanan Kamboja mengatakan, dua warga sipil tewas pada Senin malam. Dengan demikian, jumlah korban tewas menjadi enam.

Seorang tentara Thailand dikabarkan tewas dalam pertempuran tersebut.

Dalam sebuah pernyataan hari ini, Angkatan Laut Thailand mengatakan, pasukan Kamboja telah terdeteksi di dalam wilayah Thailand di provinsi pesisir Trat dan operasi militer dilancarkan untuk mengusir mereka, tanpa memberikan rincian lebih lanjut.

Perdana Menteri Kamboja Hun Manet mengatakan pada Senin malam, bahwa Thailand tidak boleh menggunakan kekuatan militer untuk menyerang desa-desa sipil dengan dalih merebut kembali kedaulatannya.

Baca Juga: KemenPU Usul Anggaran Rekonstruksi Infrastruktur di Sumbar Rp13 Triliun ke Prabowo  

Sebelumnya, Kamboja mengatakan tidak membalas bahkan setelah pasukannya diserang terus-menerus.

Angkatan Laut Thailand mengatakan, pasukan Kamboja meningkatkan kehadiran mereka, mengerahkan penembak jitu dan senjata berat, meningkatkan posisi pertahanan, dan menggali parit.

Mereka juga memandang tindakan tersebut sebagai ancaman langsung dan serius terhadap kedaulatan Thailand.

Bentrokan hari Senin adalah yang paling sengit sejak “pertukaran” roket dan artileri berat selama lima hari pada bulan Juli, ketika setidaknya 48 orang tewas dan 300.000 orang mengungsi, sebelum akhirnya Trump turun tangan untuk menengahi gencatan senjata.

Baca Juga: ShopComm dan Virtuenet Gelar Kick-Off Implementasi ERP Oracle NetSuite Bersama

Halaman:

Tags

Terkini