dunia

Papua Nugini Khawatirkan Konflik di Papua, Serukan 'Zona Penyangga' Bebas Militer TNI Sejauh 10 Km di Perbatasan dengan RI

Kamis, 4 Desember 2025 | 09:54 WIB
Pasukan Pertahanan Papua Nugini atau PNGDF diusulkan akan menjaga zona penyanggah bersama TNI. (Foto: ABC News)

KONTEKS.CO.ID - Papua Nugini atau Papua New Guinea (PNG) telah menyuarakan kekhawatirannya terkait keamana perbatasannya dengan Indonesia.

Mereka menyerukan pembentukan "zona penyangga" baru sepanjang 10 kilometer antara perbatasan kedua negara.

Hal ini terjadi di saat Australia, Papua Nugini, dan Indonesia bersiap untuk mengadakan pertemuan trilateral guna membantu meredakan kekhawatiran Jakarta atas perjanjian pertahanan penting yang ditandatangani oleh Australia dan PNG pada Oktober lalu.

Baca Juga: Gus Ipul Dicopot dari Sekjen PBNU, Gus Yahya: 80 SK Tertahan, Beliau Nggak Sempat Tengok Kantor

Pertemuan pertama para menteri pertahanan —yang menghadirkan Richard Marles dari Australia dan dua mitranya dari Indonesia dan PNG— akan diadakan di Port Moresby, PNG.

Australia, Papua Nugini, dan Indonesia telah memulai pertemuan tahunan para menteri pertahanan untuk membangun kepercayaan dan meningkatkan kerja sama militer setelah perjanjian pertahanan baru antara Canberra dan Port Moresby menimbulkan kekhawatiran di Jakarta.

Papua Nugini juga telah menyuarakan kekhawatirannya terkait wilayah perbatasannya dengan Indonesia. Untuk itu Port Moresby mengusulkan pembentukan "zona penyangga" baru sepanjang 10 kilometer di antara kedua negara.

Zona pennyangga nantinya yang akan dilarang dimasuki oleh pasukan militer dan pemerintahan dari kedua belah pihak.

Baca Juga: MGBKI Desak Presiden Prabowo Action, Mutu Pendidikan Dokter dan Layanan Kesehatan Jadi Prioritas!

Perjanjian Pertahanan Papua Nugini dengan Australia Usik Indonesia

Hal ini terjadi setelah Australia dan Papua Nugini menandatangani perjanjian pertahanan bersama yang bersejarah pada bulan Oktober. Kedua pemerintahan berkomitmen untuk saling membela dalam serangan bersenjata.

Menurut ABC News, Kamis 4 Desember 2025, lebih dari sebulan kemudian, Australia dan Indonesia mengumumkan bahwa mereka telah menyelesaikan negosiasi perjanjian keamanan mereka sendiri, yang akan ditandatangani di Jakarta oleh Perdana Menteri Anthony Albanese dan Presiden Prabowo Subianto pada bulan Januari 2026.

Namun, Menteri Pertahanan Papua Nugini Billy Joseph mengatakan kepada ABC News, bahwa Indonesia telah "menyampaikan kekhawatiran" tentang pakta Australia-PNG.

Berdasarkan kesepakatan tersebut, yang dikenal sebagai Perjanjian Pukpuk, Australia telah berjanji untuk membantu memperkuat kekuatan pertahanan Papua Nugini.

Baca Juga: Influenza A Bukan Flu Biasa, Waspada Gejala Berat dan Cara Tepat Tangani Agar Tak Kena Komplikasi

Halaman:

Tags

Terkini