KONTEKS.CO.ID – Ada pemandangan tak lazim saat penutupan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Johannesburg, Afrika Selatan.
KTT G20 yang berakhir pada Minggu 23 November 2025 tersebut terlihat aneh karena Afrika Selatan menyerahkan jabatan Presiden bergilirnya kepada AS, tanpa kehadiran perwakilan Presiden Donald Trump.
Donald Trump sendiri telah memboikot pelaksanaan KTT G20 tersebut, lapor Anadolu, mengutip Senin 24 November 2025.
Baca Juga: Pidato di KTT G20 Afrika Selatan, Gibran Pamer Program MBG: Investasi Strategis Indonesia!
Presiden Afrika Selatan, Cyril Ramaphosa, secara resmi menutup KTT G20, menyerahkan jabatan presiden kepada AS, dengan mengatakan, "Di mana kita akan bertemu lagi tahun depan (di AS)."
Ia mengatakan, Afrika Selatan memanfaatkan jabatan Presiden G20-nya untuk menempatkan prioritas Afrika dan negara-negara berkembang di pusat agenda.
Ini melanjutkan fokus pembangunan dari masa jabatan presiden sebelumnya di Indonesia, India, dan Brasil.
Ramaphosa mengatakan, Afrika Selatan sungguh merasa terhormat dan rendah hati menjadi tuan rumah G20. Ini pertama kalinya KTT diadakan di tanah Afrika.
Dia menggambarkan peristiwa tersebut sebagai peristiwa penting tidak hanya bagi warga Afrika Selatan, tapi juga bagi seluruh warga Afrika.
“Menyadari pentingnya tonggak sejarah ini, kami berupaya menempatkan kepentingan pertumbuhan dan pembangunan Afrika di jantung agenda G20,” ujarnya, seraya menambahkan bahwa peluang terbesar untuk mencapai kemakmuran di abad ke-21 terletak di Afrika.
Pemimpin Afsel itu mengatakan, pemanfaatan peluang ini akan bergantung pada kemitraan yang kuat antara Afrika dan G20, serta dengan dunia yang lebih luas, dan menyoroti keterkaitan antarnegara.
Deklarasi KTT kali ini lebih dari sekadar kata-kata, berkomitmen pada tindakan nyata yang bermanfaat bagi masyarakat di seluruh dunia dan menunjukkan nilai forum dalam memfasilitasi aksi bersama terkait isu-isu yang menjadi perhatian bersama.