KONTEKS.CO.ID - Korps Marinir AS telah mengerahkan satu unit pasukan yang dilengkapi dengan drone Reaper MQ-9A ke Laut China Selatan.
Kehadiran mereka untuk memberikan dukungan kepada pasukan Filipina di Laut China Selatan di tengah serangkaian bentrokan dengan kapal-kapal milik Tentara Pembebasan Rakyat Tiongkok atau PLA, termasuk unit Penjaga Pantai China.
“Unit ini dikerahkan untuk sementara dan drone-drone tersebut tidak bersenjata,” kata seorang Juru Bcara Korps Marinir, dalam sebuah pernyataan mengutip Defence News, Sabtu 15 November 2025.
Baca Juga: Apes! Turis Jerman Kena Tipu Beli Minyak Herbal, Uang Rp72 Juta Raib dalam Sekejap
“Atas permintaan Pemerintah Filipina, Skuadron Kendaraan Udara Nirawak (VMU) 1 Marinir dikerahkan sementara ke Filipina untuk mendukung keamanan maritim regional Filipina melalui kesadaran domain maritim bersama,” kata juru bicara tersebut.
“Penempatan sementara MQ-9A tanpa senjata ke Filipina menunjukkan komitmen bersama untuk meningkatkan keamanan maritim kolektif dan mendukung tujuan bersama kita untuk Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka,” demikian pernyataan itu disampaikan.
MQ-9 Reaper adalah kendaraan udara nirawak yang sangat kuat dan andal yang dikenal karena kemampuan siluman, daya tahan, dan desainnya yang kokoh.
Baca Juga: Video Janggal Korban Bedah Rumah di Tangsel: Minta Maaf di Akun Resmi hingga Dicurigai Ada Tekanan
Dengan serangkaian sensor dan jangkauan yang luas, pesawat ini dapat terbang tanpa henti selama lebih dari 27 jam dan dapat digunakan untuk berbagai operasi. Termasuk pengintaian, dukungan udara jarak dekat, pencarian dan penyelamatan, serta serangan presisi.
Pentagon baru-baru ini menghidupkan kembali skuadron tempur Perang Dunia II yang telah dipensiunkan sebagai unit MQ-9 Reaper yang akan ditempatkan secara permanen di Pangkalan Udara Kunsan di Korea Selatan sebagai pencegah terhadap potensi ancaman.
Pengerahan Reaper ke Pasifik Selatan merupakan bagian dari upaya Pentagon baru-baru ini untuk memberikan dukungan kepada Filipina di tengah konfrontasi sengit dengan kapal-kapal Tiongkok di Laut China Selatan.
Baca Juga: Purbaya: Pelaksanaan Redenominasi Rupiah Sepenuhnya di Bawah Otoritas BI
Kapal-kapal Beijing telah mengambil langkah-langkah yang semakin agresif dalam upaya mengusir kapal-kapal Filipina dari beting tak berpenghuni, menembaki kapal-kapal nelayan dengan meriam air dan mengejar mereka.
Pada bulan Agustus, dua kapal perang China bertabrakan saat mencoba mengusir penjaga pantai Filipina.