dunia

Ngeri! Penggerebekan Bandar Narkoba di Brasil Tewaskan 100 Orang Lebih, 4 di Antaranya Anggota Polisi

Kamis, 30 Oktober 2025 | 05:12 WIB
Sejumlah polisi melakukan patrol saat operasi membidik pengedar narkoba di Rio de Janeiro, Brasil, pada Selasa 28 Oktober 2025. (Foto: X.com La Diaria)

KONTEKS.CO.ID - Setidaknya 119 orang tewas dalam penggerebekan berdarah yang dilakukan polisi terhadap pengedar narkoba di Rio de Janeiro, Brasil, pada Selasa 28 Oktober 2025.

Menurut pejabat Kepolisian setempat, hampir dua kali lipat dari jumlah korban sebelumnya yang mencapai 60 orang.

Di antara mereka yang tewas dalam operasi militer yang menargetkan organisasi kriminal paling kuat di Rio, Comando Vermelho, terdapat 115 tersangka geng dan empat petugas polisi, seperti yang disampaikan pejabat Kepolisian pada Rabu 29 Oktober 2025.

Baca Juga: Pengamat Sepak Bola: 3 Pelatih Top Dunia Berminat Tukangi Timnas Indonesia

Kantor pembela umum negara bagian Rio de Janeiro menyebutkan jumlah korban tewas bahkan lebih tinggi, yaknin 132 orang.

"Tingginya angka kematian akibat operasi ini memang sudah diperkirakan, tetapi tidak diinginkan," ujar Victor Santos, Kepala Keamanan Negara Bagian Rio dalam konferensi pers, Rabu 29 Oktober 2025.

‘Pembantaian’

Penggerebekan yang melibatkan sekitar 2.500 petugas polisi tersebut dipusatkan di permukiman Penha Complex dan Alemao Complex di Rio utara.

Baca Juga: Kapolda NTT Gandeng GP Ansor Dorong Ketahanan Pangan di Nusa Tenggara Timur

Beberapa warga yang marah menuduh polisi melakukan pembunuhan massal, sementara para pelayat berkumpul di jalan-jalan tempat jenazah-jenazah dibaringkan.

“Negara datang untuk melakukan pembantaian, itu bukan operasi (polisi). Mereka datang langsung untuk membunuh, untuk merenggut nyawa,” ujar seorang perempuan di Penha Complex kepada kantor berita AFP.

“Ada orang-orang yang telah dieksekusi, banyak dari mereka ditembak di belakang kepala, ditembak di punggung. Ini tidak bisa dianggap sebagai keselamatan publik,” kata Raul Santiago, seorang warga dan aktivis berusia 36 tahun.

Baca Juga: Presiden Prabowo Akui Penanganan Narkoba Masih Kurang, Janji Tambah Pusat Rehabilitasi di Seluruh Daerah

Menteri Kehakiman Brasil Ricardo Lewandowski mengatakan, Presiden Luiz Inácio Lula da Silva “ngeri” dengan skala kematian. Ia juga terkejut bahwa operasi semacam itu dilakukan tanpa sepengetahuan pemerintah federal sebelumnya.

Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa, Antonio Guterres, juga menyampaikan keprihatinan atas tingginya angka kematian.

Halaman:

Tags

Terkini