dunia

Israel-Hamas Sepakati Gencatan Senjata Tahap Pertama, Trump Sebut Peristiwa Bersejarah hingga Teleponan Mesra dengan Netanyahu

Kamis, 9 Oktober 2025 | 10:01 WIB
PM Israel, Benjamin Netanyahu dan Presiden AS, Donald Trump (Foto: AFP)

KONTEKS.CO.ID - Israel dan Hamas akhirnya menyepakati kesepakatan gencatan senjata yang bertujuan mengakhiri perang Gaza yang menghancurkan, yang memicu pertempuran paling mematikan antara Israel dan Palestina.

Presiden AS, Donald Trump menulis di Truth Social, bahwa Israel dan Hamas telah menandatangani pencana perdamaian tahap pertama itu.

"Ini berarti semua sandera akan segera dibebaskan, dan Israel akan menarik pasukan mereka ke garis yang disepakati sebagai langkah pertama menuju perdamaian yang kuat, bertahan lama, dan abadi. Semua pihak akan diperlakukan secara adil! Ini adalah hari yang luar biasa bagi dunia Arab dan muslim, Israel, semua negara di sekitarnya, dan Amerika Serikat, dan kami berterima kasih kepada para mediator dari Qatar, Mesir, dan Turki, yang telah bekerja sama dengan kami untuk mewujudkan peristiwa bersejarah dan pelum pernah terjadi sebelumnya ini. Terberkahilah para pembawa perdamaian!"

Baca Juga: Hilang Kontak dengan Sandera, Hamas Desak Israel Tarik Pasukan dari Gaza

Pengumuman ini muncul hanya beberapa jam setelah Trump mengatakan kepada para wartawan di Gedung Putih bahwa ia siap untuk melakukan perjalanan ke Timur Tengah paling cepat akhir pekan ini.

Israel dan Hamas tidak berbicara satu sama lain secara langsung, sehingga memerlukan negosiasi tidak langsung yang ditengahi oleh utusan Timur Tengah Presiden Trump, Steve Witkoff, menantu presiden Jared Kushner, serta mediator dari Mesir, Qatar, dan Turki di Sharm-El-Sheikh, Mesir.

Belum jelas kapan gencatan senjata akan berlaku. Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengonfirmasi di media sosial bahwa kabinet akan bertemu pada Kamis ini, di mana mereka diperkirakan akan melakukan pemungutan suara atas kesepakatan gencatan senjata untuk menyetujui perjanjian tersebut dan memulangkan semua sandera.

Baca Juga: PM Israel Netanyahu Akhirnya Minta Maaf ke Qatar

"Terima kasih yang tulus kepada Presiden Trump dan timnya atas dedikasi mereka terhadap misi suci pembebasan sandera kami," ujar Netanyahu di media sosial, mengutip Reuters.

Keduanya kemudian berbicara melalui telepon, dalam sebuah percakapan yang digambarkan oleh Perdana Menteri Israel sebagai percakapan yang sangat emosional dan hangat.

Dalam pernyataan yang sama, Perdana Menteri mengatakan ia telah mengundang Trump untuk berpidato di Knesset (parlemen Israel).

Diyakini bahwa kesepakatan tersebut mengharuskan Hamas untuk membebaskan hampir 50 sandera, baik yang hidup maupun yang telah meninggal, dan bagi Israel untuk membebaskan hampir 2.000 tahanan Palestina.

Baca Juga: Jet Tempur Israel Bombardir Ibu Kota Qatar, Doha: Incar Tempat Tinggal Pemimpin Hamas!

Menurut seorang pejabat senior Gedung Putih, kesepakatan itu akan dibahas kabinet Israel besok. Setelah mereka memberikan suara setuju, Israel harus mundur ke garis yang seharusnya memakan waktu kurang dari 24 jam.

Halaman:

Tags

Terkini