KONTEKS.CO.ID - Topan Ragasa telah menerjang China selatan, tempat hampir dua juta orang telah dievakuasi sebagai persiapan untuk kedatangannya yang brutal.
Hal ini terjadi setelah pihak berwenang mengatakan setidaknya 17 orang tewas dan lebih banyak lagi yang hilang di Taiwan setelah sebuah danau “meletus” pada Selasa 23 September kemarin. Luapan air danau menyebabkan banjir parah di wilayah timur pulau tersebut.
Ragasa diturunkan statusnya dari topan super menjadi topan parah pada hari Rabu, tapi tetap sangat merusak, dengan kecepatan angin tertinggi 241 km/jam (150 mph) tercatat di Kabupaten Taishan di Provinsi Guangdong, China tenggara.
Setara dengan badai Kategori 5, Ragasa adalah badai terkuat di dunia tahun ini dan telah mengamuk di Laut China Selatan selama berhari-hari.
Menjelang kedatangannya, 90 orang terluka di Hong Kong saat badai tersebut melewati garis pantainya, kata otoritas rumah sakit setempat.
Topan tersebut mendarat di pesisir Pulau Hailing, Kota Yanjiang di Guangdong sekitar pukul 17.00 waktu setempat (09.00 GMT) pada hari Rabu, menurut media pemerintah China.
Topan tersebut melintasi daratan dengan kecepatan angin 144 km/jam dan hembusan yang lebih kencang. Kecepatan angin diperkirakan akan melemah secara bertahap seiring badai bergerak ke arah barat.
Tetapi hujan akan turun deras dan bergerak lambat di wilayah tersebut selama beberapa hari ke depan.
Kota-kota di China selatan, Zhuhai, Shenzhen, dan Guangzhou - semuanya terletak di Guangdong - bersiap menghadapi intrusi air laut sejak sekitar tengah hari waktu setempat.
Di Zhuhai, polisi berpatroli di jalan-jalan dengan sirene dan megafon, mengimbau masyarakat untuk tetap di rumah.
Peringatan bahaya tanah longsor juga dikeluarkan di wilayah pegunungan Provinsi Guangdong.
Baca Juga: Drama Korea Tempest Pecahkan Rekor: Jadi Serial Original Disney Plus Hotstar No.1 di Asia Pasifik