KONTEKS.CO.ID – Indonesia kembali menjadi sorotan dalam perdagangan energi global.
Beberapa laporan internasional menyebutkan pelabuhan dan terminal di Indonesia, terutama di kawasan Karimun, kerap digunakan sebagai titik transit minyak dari Rusia, Iran, dan Venezuela yang tengah menghadapi sanksi internasional.
Reuters menulis terminal minyak Karimun meningkat signifikan dalam aktivitas impor minyak Rusia sejak 2024.
Baca Juga: Puluhan Mediator Siap Damaikan Sengketa di Pengadilan dan Nonpengadilan
Kargo-kargo itu dikemas ulang, lalu diekspor kembali ke negara-negara Asia, termasuk China, Malaysia, dan Singapura.
Fenomena ini ditengarai sebagai cara untuk menyamarkan asal-usul minyak agar tidak terlihat melanggar sanksi.
Media independen Ukraina, United24Media, bahkan mencatat sekitar 60 persen pengiriman minyak ke terminal Karimun sejak Oktober 2024 berasal dari Rusia.
Beberapa kapal tanker yang tercatat membawa kargo itu berada dalam daftar sanksi Uni Eropa dan Inggris.
Laporan lain dari Ukrainska Pravda juga menyebut, selain untuk penyimpanan dan transit, pelabuhan Indonesia kerap dipakai untuk mencampur minyak sebelum diekspor ulang.
Proses ini memungkinkan minyak tersebut dilabeli seolah-olah berasal dari Indonesia.
Baca Juga: Viktor Gyokeres Raih Gerd Muller Trophy 2025, Penyerang Tersubur Eropa
Badan Intelijen Ukraina melalui laman resmi, Mei lalu, sudah mengungkapkan soal ini.
"Pelabuhan Karimun di Indonesia menjadi titik transshipment terbesar untuk minyak Rusia pada 2025,” begitu laporan tertulis itu dibuat.
Artikel Terkait
BNN Ambil Alih Kasus Penyelundupan 1,9 Ton Narkoba di Karimun
Korupsi Minyak Mentah Pertamina Riza Chalid dkk, Kejagung Periksa Direktur Trafiguna Indonesia
Bansos Beras 10 Kg Dianggap Kurang 'Nendang', DPR Minta Tambah Minyak Goreng, Menkeu Purbaya Langsung Sanggupi
Kejagung Cecar Dirut PEP Cepu Soal Korupsi Minyak Mentah Riza Chalid Dkk
Eks Direktur Pembinaan Usaha Hulu Migas Kena Cecar Kejagung Soal Korupsi Minyak Mentah Pertamina