KONTEKS.CO.ID – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG)sedang memproses pemasangan radar cuaca baru di Cilacap, Jawa Tengah (Jateng).
Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, dalam keterangan pada Selasa, 26 Agustus 2025, menyampaikan, pemasangan radar tersebut sebagai upaya deteksi dini badai tropis.
Ia menyampaikan keterangan tersebut dalam Sekolah Lapang Cuaca Nelayan (SLCN) di Kabupaten Cilacap pada akhir pekan kemarin.
Baca Juga: 11 Hari di Tengah Laut, Nelayan Bitung yang Hanyut Diterjang Badai Akhirnya Dipulangkan
BMKG kembali menyelenggarakan SLCN untuk meningkatkan pemahaman dan keterampilan nelayan dalam memanfaatkan informasi iklim dan cuaca maritim demi keselamatan serta peningkatan hasil tangkapan.
Dwikorita menyampaikan, sebagai jati diri bangsa Indonesia, nelayan harus memahami harus mampu memahami informasi iklim dan cuaca.
Para nelayan harus membentengi dirinya dari krisis iklim global telah menyebabkan suhu bumi semakin panas, yang berimplikasi pada makin seringnya terjadi cuaca ekstrem, gelombang tinggi, hingga badai tropis yang membahayakan nelayan.
Baca Juga: Hujan Lebat Guyur Wilayah Jabodetabek, Bojonggede Waspada Badai Petir
"Kini mereka menghadapi tantangan besar akibat krisis iklim. Cuaca ekstrem, gelombang tinggi, dan badai tropis semakin sering terjadi. Karena itu, pengetahuan cuaca menjadi benteng pertama keselamatan nelayan,” kata Dwikorita.
Ia menyampaikan, selain pemasangan radar cuaca baru, BMKG juga memperkenalkan aplikasi digital INA WIS, yang dapat memberikan informasi prakiraan cuaca, tinggi gelombang, hingga potensi keberadaan ikan hingga 10 hari ke depan.
“Dengan aplikasi ini, nelayan bisa tahu kapan hari yang aman untuk melaut, serta langsung menuju titik kumpulan ikan. Jadi lebih hemat waktu, hemat biaya, dan yang terpenting aman,” ujarnya.
Baca Juga: Kemenperin Marah Apindo Sebut Masih Terjadi Badai PHK di Industri Manufaktur, Ini loh Datanya
Anggota Komisi V DPR RI, Novita Wijayanti, yang turut hadir dan mendukung penuh pelaksanaan SLCN ini, menegaskan bahwa Cilacap selalu mendapat perhatian khusus dari BMKG karena jumlah nelayannya yang mencapai lebih dari 17 ribu orang.
“Setiap tahun BMKG tidak pernah absen mengadakan pelatihan di Cilacap. Ini istimewa, karena dari banyaknya daerah pesisir di Indonesia, Cilacap selalu menjadi prioritas. Ini bukti perhatian negara kepada nelayan kita,” kata Novita.
Artikel Terkait
Badai Debu Picu Panik Kerumunan Ceramah Umat Hindu, India Berduka: 116 Orang Tewas Terinjak-injak
Kemenperin Marah Apindo Sebut Masih Terjadi Badai PHK di Industri Manufaktur, Ini loh Datanya
Hujan Lebat Guyur Wilayah Jabodetabek, Bojonggede Waspada Badai Petir
11 Hari di Tengah Laut, Nelayan Bitung yang Hanyut Diterjang Badai Akhirnya Dipulangkan