Menurut mereka, kapasitas produksi dalam negeri Negeri Paman Sam itu belum cukup untuk memenuhi permintaan pasar, sehingga tarif baru justru berisiko mengganggu rantai pasok.
Di sisi lain, sejumlah perusahaan baja lokal seperti Cleveland-Cliffs justru mendorong kebijakan ini.
Sebelumnya, mereka telah mengajukan petisi agar lebih banyak suku cadang otomotif masuk dalam daftar produk yang dikenakan tarif tinggi.
Baca Juga: Tere Liye Kritik Tunjangan Pajak BUMN: Saatnya Semua Pegawai Bayar Pajak Sendiri
Meski ada beberapa sektor yang dikecualikan dari tarif berbasis negara, banyak di antaranya tetap terkena bea masuk lebih tinggi lewat mekanisme lain.
Tak pelak, hal ini memicu kenaikan biaya bagi perusahaan yang bergantung pada bahan impor.
Sejumlah perusahaan besar di Amerika Serikat kini sudah mulai menyesuaikan harga akibat kebijakan ini.
Salah satunya retailer besar Home Depot, yang mengumumkan akan menaikkan harga sejumlah barang impor yang dijualnya.
"Akan ada pergerakan harga moderat di beberapa kategori produk,” ujar Chief Financial Officer Home Depot, Richard McPhail dikutip dari laporan yang sama.
Produsen barang konsumsi furnitur global, Procter & Gamble, juga tak luput dari dampak.
Mereka menyatakan akan menaikkan harga sekitar seperempat dari produk yang dijual ke pasar.
Dengan perluasan tarif ini, para analis memperkirakan harga produk berbahan baja dan aluminium akan terus meningkat di AS.
Konsumen akan merasakan dampaknya langsung melalui kenaikan harga di berbagai sektor otomotif hingga furnitur secara global.***